Bola / Bola Dunia
Rabu, 24 Desember 2025 | 19:23 WIB
Kevin Diks harus melewati fase yang tidak mudah di musim pertamanya bersama Borussia Monchengladbach. (Instagram/@borussia)
Baca 10 detik
  • Kevin Diks, bek Indonesia, sulit beradaptasi di Bundesliga sejak gabung Monchengladbach awal musim 2025/2026.
  • Cedera pramusim menghambat Diks, namun ia mulai menunjukkan performa stabil dengan 15 penampilan dan dua gol.
  • Diks menghargai tantangan atmosfer dan kualitas lawan di Bundesliga meskipun timnya mengakhiri 2025 dengan dua kekalahan.

Suara.com - Kevin Diks harus melewati fase yang tidak mudah di musim pertamanya bersama Borussia Monchengladbach.

Bek Timnas Indonesia itu secara terbuka mengakui bahwa adaptasi di Bundesliga menuntut usaha ekstra, terutama pada periode awal kompetisi.

Didatangkan dari FC Kobenhavn pada awal musim 2025/2026, ekspektasi terhadap Diks cukup tinggi. 

Namun, rintangan langsung datang ketika cedera pramusim menghambat proses penyesuaiannya. 

Kondisi tersebut membuatnya tertinggal dalam hal kebugaran sekaligus pemahaman skema permainan tim.

Perlahan tapi pasti, pemain berusia 29 tahun itu mulai bangkit. 

Intensitas tinggi serta gaya bermain cepat khas sepak bola Jerman mulai bisa ia imbangi. 

Kepercayaan pelatih pun meningkat seiring performanya yang semakin stabil dari pekan ke pekan.

Kontribusi Kevin Diks musim ini cukup menonjol. 

Baca Juga: Tutup Akhir Tahun 2025 dengan Manis, Justin Hubner Lamar Jennifer Coppen

Ia sudah tampil dalam 15 pertandingan Bundesliga, dengan 14 di antaranya dimainkan sejak menit awal. 

Tak hanya kokoh di lini belakang, Diks juga memberikan dampak di sektor serang lewat dua gol yang ia ciptakan.

“Awalnya sulit, pertandingan-pertandingannya menantang. Sejak keadaan tim membaik dan hasil mulai berdatangan, semuanya berjalan lebih baik,” kata Kevin Diks, dikutip dari laman Rheinische Post.

Selain soal teknis permainan, pengalaman bermain di Bundesliga juga memberi kesan mendalam bagi pemain kelahiran Belanda tersebut. 

Menurutnya, atmosfer stadion yang megah serta kualitas lawan menjadi tantangan sekaligus motivasi tersendiri.

“Banyak pengalaman yang luar biasa: stadion yang lebih besar, pemain yang lebih baik. Saya datang ke Bundesliga untuk bersaing melawan mereka,” lanjut Kevin Diks.

Load More