- Jay Idzes menyelesaikan naturalisasi pada 28 Desember 2023 sebagai penghormatan terhadap leluhurnya dari Semarang dan Jakarta.
- Fondasi teknisnya dibentuk di akademi PSV Eindhoven (2009-2014), yang menekankan permainan pembangunan dari lini belakang.
- Ia mencetak sejarah promosi Venezia ke Serie A 2024 dan pindah ke Sassuolo dengan rekor transfer Asia Tenggara pada Agustus 2025.
Suara.com - Jay Noah Idzes, atau yang kini akrab disapa Bang Jay oleh publik sepak bola tanah air, bukan sekadar nama baru dalam daftar susunan pemain Timnas Indonesia.
Ia menjadi simbol dari sebuah era baru, generasi Garuda Emas yang tidak hanya bermain dengan hati, tetapi juga dengan intelegensi kelas dunia.
Di balik ketenangannya memimpin lini belakang Sassuolo di Serie A, terdapat narasi panjang yang membentang dari pelabuhan Semarang hingga fasilitas elit De Herdgang di Eindhoven.
Akar yang Memanggil: Dari Semarang ke Jakarta
Kisah Jay Idzes dimulai jauh sebelum ia lahir di Mierlo, Belanda, pada 2 Juni 2000.
Jantung dari identitas Indonesianya berdenyut di Jawa Tengah dan Jakarta.
Kakek dari pihak ibunya lahir di Semarang pada 16 November 1939, sementara neneknya berasal dari Jakarta.
Keduanya sempat menghabiskan waktu sekitar 20 tahun hidup di Indonesia sebelum akhirnya beremigrasi ke Belanda.
Bagi Jay Idzes, naturalisasi yang ia selesaikan pada 28 Desember 2023 bukan sekadar urusan paspor. Itu adalah janji emosional untuk menghormati mimpi kakek dan neneknya.
Baca Juga: PSSI Mode Hemat, Gaji John Herdman Jauh di Bawah Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert
"Menjadi sebuah kehormatan besar bagi saya mewakili negara asal kakek-nenek saya," ungkapnya dalam sebuah kesempatan.
Darah Semarang dan Jakarta itulah yang ia bawa setiap kali ia mencium lambang Garuda di dada, mengubah setiap pertandingan menjadi sebuah perjalanan pulang ke akar leluhurnya.
De Herdgang: Laboratorium Sang Ball-Playing Defender
Jika akar Indonesianya memberikan semangat juang, maka akademi PSV Eindhoven memberikan fondasi teknis yang nyaris sempurna.
Bergabung dengan PSV pada tahun 2009, Jay menghabiskan lima tahun formatif (2009–2014) di De Herdgang, salah satu kawah candradimuka terbaik di Eropa.
Di sana, Jay tidak hanya dilatih untuk membuang bola.
Kurikulum "The PSV Way" menekankan pada penguasaan bola, kesadaran spasial, dan kemampuan membangun serangan dari lini belakang.
Inilah alasan mengapa Jay Idzes hari ini terlihat begitu tenang saat ditekan oleh penyerang elit liga Italia, ia telah terbiasa memegang bola sejak usia sembilan tahun di kategori umur PSV E hingga C2.
Kemampuannya bermain sebagai gelandang bertahan di masa muda membuatnya memiliki akurasi umpan yang luar biasa, sebuah atribut yang nantinya akan sangat dihargai di Serie A.
Menaklukkan Italia: Dari Venezia Menuju Komandan Sassuolo
Lompatan besar karir Jay terjadi saat ia memutuskan merantau ke Italia bergabung dengan Venezia pada 2023.
Di bawah asuhan Paolo Vanoli, Jay bertransformasi menjadi bek yang komplet.
Ia memimpin Venezia promosi ke Serie A pada tahun 2024 dan mencatatkan sejarah sebagai orang Indonesia pertama yang mencetak gol di kasta tertinggi Italia saat membobol gawang Juventus pada Desember 2024.
Performa brilian tersebut membuat Sassuolo rela merogoh kocek sebesar €8 juta hingga €9,3 juta untuk memboyongnya pada Agustus 2025.
Nilai transfer ini memecahkan rekor sebagai pemain termahal dari Asia Tenggara.
Di Sassuolo, Jay langsung menjadi andalan Fabio Grosso. Pelatih yang membawa Italia juara dunia 2006 itu menyebut Jay sebagai pilar penting.
Bahkan saat timnya menelan kekalahan dari Torino pada akhir 2025, Grosso secara terbuka membela Jay dan kolega, menyatakan bahwa menahan lawan di Serie A adalah pekerjaan yang sangat berat dan Jay telah melakukannya dengan baik.
Jenderal Garuda dan Konsistensi Rating 2025
Di level internasional, 2025 adalah tahun di mana Jay Idzes menahbiskan dirinya sebagai kapten sejati Timnas Indonesia.
Kepemimpinannya membawa Indonesia meraih hasil-hasil fantastis di Kualifikasi Piala Dunia 2026, termasuk kemenangan 5-1 atas Australia dan 1-0 atas Arab Saudi.
Berdasarkan data statistik sepanjang paruh kedua 2025, Jay mencatatkan rating performa yang sangat stabil di angka 6.8 hingga 7.5.
Penampilan terbaiknya di level klub terjadi saat Sassuolo membungkam Atalanta 3-0 pada November 2025, di mana ia meraih rating 7.3 hingga 7.5 berkat dominasinya dalam duel udara dan intersepsi krusial.
Sementara di Timnas, ketenangannya saat melawan Arab Saudi membuahkan rating 7.4, menjadikannya salah satu bek dengan performa paling konsisten di Asia.
Lebih dari Sekadar Bek, Sosok Pemimpin
Apa yang membuat pembaca nyaman melihat Jay Idzes di lapangan adalah aura ketenangannya.
Mantan pelatihnya di Venezia, Paolo Vanoli, menyebut Jay sebagai seorang leader atau pemimpin alami.
Ia bukan bek yang meledak-ledak secara emosional, melainkan komandan yang mengatur barisan dengan komunikasi yang efektif.
Statistik menunjukkan akurasi umpannya di Serie A mencapai 90.4% hingga 91.1%, angka yang sangat elit bagi seorang bek tengah. Ia adalah perpaduan antara ketangguhan fisik (tinggi 190 cm) dan kecerdasan taktis Belanda.
Dengan kontrak yang berlaku hingga 2029 di Sassuolo dan nilai pasar yang kini menembus angka €10 juta (Rp 197,2 miliar), Jay Idzes berada di puncak karirnya.
Ia bukan hanya aset berharga bagi klubnya, tetapi juga mercusuar harapan bagi sepak bola Indonesia.
Jay Noah Idzes adalah bukti nyata bahwa ketika bakat elit bertemu dengan rasa cinta pada tanah leluhur, hasilnya adalah sebuah sejarah yang membanggakan.
Dari lapangan latihan De Herdgang hingga kelak gemerlap San Siro, "Bang Jay" terus membuktikan bahwa Garuda mampu terbang tinggi di antara para raksasa dunia.
Berita Terkait
-
PSSI Mode Hemat, Gaji John Herdman Jauh di Bawah Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert
-
Beda Nasib Bintang Garuda di Serie A: Jay Idzes Curi Poin, Emil Audero Dibombardir Napoli
-
Bedah Gaji 3 Pelatih Timnas Indonesia: John Herdman Lebih Murah dari STY dan Kluivert
-
Media Kanada Klaim John Herdman Sepakat Latih Indonesia, Berapa Gajinya?
-
Teka-teki Gaji John Herdman di Timnas Indonesia Dijawab Media Asing, Lebih Kecil dari STY?
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Prediksi Susunan Pemain Persija Jakarta vs Bhayangkara FC, Senin 29 Desember 2025
-
Piala Dunia Tak Lagi Sama di Mata Ole Romeny usai Timnas Indonesia Gagal Lolos
-
Ole Romeny Trauma dengar Kata Piala Dunia
-
Kembali ke GBK, Van Basty Souza Siap Jadi Motor Persija Hantam Bhayangkara FC
-
Saga Mees Hilgers Vs FC Twente Bisa Berakhir di Bursa Transfer Januari 2026
-
Prediksi Bali United vs Dewa United di BRI Super League, Senin 29 Desember 2025
-
PSSI Kehilangan Sosok Penting Jelang Pergantian Tahun? Ajax Sepakat Rekrut Jordi Cruyff
-
Strategi Khusus Ricky Nelson Bawa Persija Jakarta Raih Poin Penuh Kontra Bhayangkara FC
-
Francesco Pio Esposito Menggila! Chivu Sebut Bintang Muda Inter Milan Tak Tergantikan
-
PSSI Mode Hemat, Gaji John Herdman Jauh di Bawah Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert