Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) telah menyiapkan berbagai strategi untuk menjaga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) pada sektor UMKM tetap rendah, salah satunya dengan sangat selektif dalam menyalurkan kredit ke segmen tersebut.
Selain itu, BRI juga terus melakukan pemilahan terhadap portofolio UMKM yang sudah ada, untuk menentukan mana yang masih bisa melanjutkan kreditnya dan mana yang mengalami masalah.
Jika diperlukan kelonggaran untuk kredit UMKM, BRI akan mengikuti instruksi pemerintah. Jika tidak ada kelonggaran, BRI akan melakukan restrukturisasi sesuai dengan prinsip-prinsip atau ketentuan umum yang berlaku.
Bahkan, seandainya restrukturisasi tidak memungkinkan, maka BRI harus melakukan penghapusan buku (write off). Dalam hal ini, cadangan bank menjadi penting.
Strategi terakhir adalah BRI tetap melakukan penagihan terhadap debitur yang sudah dihapus bukukan (write off), dengan fokus pada langkah pemulihan (recovery) kredit yang sudah dihapus bukukan.
Hingga akhir triwulan II 2024, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp1.095,64 triliun kepada segmen UMKM, mencapai 81,96 persen dari total kredit yang disalurkan. Rasio loan at risk (LAR) BRI tercatat membaik, turun dari 14,94 persen pada akhir triwulan II 2023 menjadi 12,00 persen pada akhir triwulan II 2024.
Sedangkan rasio NPL BRI terjaga di kisaran 3,05 persen, dengan rasio NPL coverage berada pada level yang memadai sebesar 211,60 persen. Sunarso menyatakan bahwa NPL UMKM BRI masih lebih baik atau di bawah rata-rata NPL UMKM industri perbankan.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan NPL gross UMKM pada Mei 2024 tercatat stabil di angka 4,27 persen, naik sedikit dari 4,26 persen pada April 2024.
Sejalan dengan penurunan LAR total kredit menjadi 10,75 persen pada Mei 2024, OJK mencatat LAR kredit UMKM juga mengalami penurunan menjadi 13,83 persen pada Mei 2024 dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 17,63 persen.
Baca Juga: Dari Audit Rutin Hingga Edukasi Nasabah, Ini Komitmen Kuat BRI Jaga Ketahanan Siber
Berdasarkan hasil stress test OJK, perbankan secara umum masih dinilai resilient dengan dukungan permodalan yang terjaga dan tingkat pencadangan yang memadai. Selain itu, rasio kredit yang berisiko (LAR) untuk UMKM saat ini berada dalam rentang level yang terjaga dan dalam tren menurun, jauh di bawah level puncaknya selama pandemi COVID-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Cara Kurban Idul Adha Lewat BRImo, Ini Kelebihannya
-
Promo Sepatu Porteegoods, Lebih Murah dengan Diskon dari BRI!
-
BRI Peduli Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi UMKM, Dukung Memperluas Akses Pasar
-
BRInita BRI Peduli Raih Apresiasi Internasional, Bukti Penghargaan Pemberdayaan Perempuan
-
Haji Nyaman, Keluarga Tenang dengan Promo RoaMAX Haji Telkomsel di BRImo
-
Tabung Dana Pensiun di BRImo dan Dapatkan Bonus Saldo dan Keuntungan Melimpah!
-
Diskon Hingga 53 Persen Pembelian Paket Internet IM3 di BRImo, Cek Infonya!
-
Bunga Pindar BRI Ceria, Flat dan Ringan Cocok untuk Gaya Hidupmu
-
Mobil Rusak Karena Banjir, Ajukan Pinjaman Perbaikan ke BRI Aja!
-
Cicilan KUR BRI untuk Pinjaman Modal Usaha Rp70 Juta