Suara.com - Sebuah film yang mengangkat budaya dan keindahan kota Banjarmasin berjudul Jendela Seribu Sungai baru saja menyelesaikan syutingnya. Poster film garapan rumah produksi Radepa Studio ini pun baru saja dirilis.
Dalam poster menampilkan visual tiga anak dan seorang perempuan dewasa menghadap sungai besar dengan cerahnya cahaya mentari.
Sungai menjadi latar penting dalam cerita film Jendela Seribu Sungai. Sungai Martapura menjadi latar lokasi utamanya. Sungai Martapura berikut anak sungainya yang jumlahnya ratusan menjadi pemandangan khas Banjarmasin. Bahkan kota ini disebut "Kota Seribu Sungai".
Di atas sungai, melintang jembatan Bromo Mantuil, jembatan unik dengan akses penyeberangan bak putaran roller-coaster. Jembatan ini menjadi ikon baru Kota Banjarmasin.
Di sisi kanan atas poster, terdapat pohon Rambai yang merupakan habitat ideal bagi Bekantan. Buah Rambai juga merupakan makanan Bekantan.
"Kalau lagi bagus airnya, aliran sungai-sungai di Loksado ini berubah warna menjadi hijau toska. Sangat menawan buat visualisasi dalam film. Dan kebetulan, kami mendapatkan visual sungai warna hijau toska itu," kata Mathias Muchus yang juga bertindak sebagai Produser Kreatif film JSS.
Jendela Seribu Sungai merupakan film produksi bersama Pemerintah Kota Banjarmasin dan Radepa Studio. Saat ini, Radepa Studio tengah menuntaskan proses pascaproduksi film.
"Well begun is a half done. Ini masih separuh hasil. Kami masih harus tuntaskan proses pascaproduksi hingga film rilis," ujar Avesina Soebli, Produser JSS.
Sinopsis
Baca Juga: Dibintangi Olla Ramlan, Film Jendela Seribu Sungai Mulai Proses Syuting
Tiga anak: Bunga, Arian, dan Kejora disatukan tekad mereka dalam meraih cita-cita oleh Guru Sheila yang sangat memahami mimpi dan harapan mereka.
Sayangnya, keinginan mereka tidak selalu sejalan dengan harapan mereka. Arian yang punya bapak seorang seniman kuriding, justru tidak ingin anaknya mewarisi keahliannya memainkan kuriding.
Kejora sebaliknya, ingin melambungkan cita-citanya menjadi dokter, justru ditentang oleh bapaknya yang trauma dengan dokter Puskesmas yang dianggap telah membunuh istrinya saat melahirkan.
Begitu pula Bunga tak pernah sekali pun mengembangkan bakat tarinya di depan orangtuanya yang serba-kecukupan. Terdiagnosis sejak lahir sebagai penyandang cerebral-palsy membuat orangtua Bunga mematikan cita-cita Bunga sebagai penari.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sinopsis Once We Were Us, Film Romantis Korea Remake Us and Them yang Tayang Akhir Tahun
-
8 Film Tissa Biani di 2025, Ada yang Nyaris Raih 10 Juta Penonton
-
Wajib Tonton! 10 Film Terbaik 2025 Raih Rating Sempurna di Rotten Tomatoes
-
Jejak Digital Aura Kasih Kembali Viral, Pernah Sebut Nagita Slavina Gendut
-
Tak Cuma Fajar Sadboy, Ini Deretan Peserta Indonesian Idol Season 14 yang Viral di Panggung Audisi
-
Cerita Yama Carlos Diteror setelah Bikin Video Parodi, Nomor di-Hack hingga Banjir Kiriman COD
-
Tayang Besok! Review The Housemaid, Film Baru Paul Feig Bergenre Erotic Thriller
-
1911 Revolution: Kisah Runtuhnya Dinasti Qing dan Perjuangan Sun Yat-sen, Malam Ini di Trans TV
-
Diteror Bangkai Ayam Hitam, Inilah Profil DJ Donny yang Ternyata Eks Caleg
-
4 Film Indonesia Tentang Cinta Beda Agama, Terbaru Patah Hati yang Kupilih