Haknya Dirampas, Aya Canina Tuntut Band Amigdala Ganti Nama dan Larang Bawakan Lagu Ciptaannya

Suara.com - Grup musik asal Bandung Amigdala diminta untuk ganti nama. Tuntutan ini datang dari Aya Canina yang merupakan mantan vokalis band tersebut.

"Saya yang punya legalitas namanya," ujar Aya Canina di kawasan Pati Unus, Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Nama Amigdala terbentuk dari buah pemikiran Aya Canina dan sang mantan kekasih, Isa Maula saat memutuskan membuat grup duo yang kemudian berkembang jadi band dengan masuknya dua personel tambahan. Namun pada 2020, Aya memutuskan keluar dari Amigdala karena masalah pribadi dengan Isa.

Awalnya, Aya Canina tak keberatan nama Amigdala masih dipakai karena Isa Maula masih ada dalam band. Aya baru mempermasalahkan penggunaan nama Amigdala setelah Isa keluar di 2021.

"Harusnya sudah jelas ya. Setelah saya sama Isa keluar, nama Amigdala tidak dipakai," ujar Aya Canina.

Namun kenyataannya, dua personel tersisa dari Amigdala tetap manggung dengan identitas yang sama. Parahnya lagi, Aya tak mendapatkan royalti meski lagu-lagu ciptaannya dibawakan.

"Di situ letak kekeliruan dan masalahnya," kata Aya Canina.

Aya Canina sempat berusaha memperjuangkan haknya dengan mendaftarkan Amigdala sebagai merek pada Desember 2022. Hanya saja, para personel aktif Amigdala tetap mengabaikan hak ekonomi Aya.

Jengah dengan pelanggaran hak berulang, Aya Canina kini tegas menyatakan di depan publik bahwa para personel aktif Amigdala harus mengganti identitas mereka. Dia juga melarang band tersebut membawakan lagu-lagu ciptaannya seperti Balada Puan, Kukira Kau Rumah, Tuhan Sebut Sia-Sia, Di Ambang Karam, Belenggu dan Kata Ibu Rindu.

Baca Juga: Bentuk Penghargaan Karya Musisi, TVRI Jadi Televisi Pertama yang Bayar Royalti Sesuai Tarif Menteri

"Kalau mau gunakan lagu-lagunya, penuhi dulu hak ekonominya," kata Aya Canina.

Larangan membawakan lagu dari mantan personel band bukan kali ini terjadi. Sebelumnya ada Badai eks Kerispatih, Posan Tobing eks Kotak, dan Rieka Roeslan eks The Groove yang melarang bekas band mereka membakan lagu ciptaannya.