Suara.com - Pesona pegunungan Indonesia tak hanya memanggil para pendaki untuk menjejakkan kaki di puncaknya, tetapi juga menginspirasi para sineas untuk mengabadikannya ke dalam layar lebar.
Menonton film bertema pendakian gunung menawarkan sensasi yang unik, salah satunya campuran antara decak kagum pada keindahan alam.
Ketegangan mengikuti perjuangan para karakter dan inspirasi untuk menjelajahi kekayaan negeri sendiri juga menjadi daya tarik tersendiri.
Bagi kamu yang rindu suasana pegunungan, berikut adalah lima rekomendasi film Indonesia tentang pendakian gunung yang wajib tonton.
Setiap film menawarkan cerita dan sudut pandang yang berbeda, dari persahabatan, romansa, hingga thriller yang mencekam.
1. 5 cm (2012)
Film ini bisa dibilang menjadi pelopor kebangkitan genre film pendakian gunung di era modern Indonesia.
Diadaptasi dari novel laris berjudul sama karya Donny Dhirgantoro, 5 cm bukan sekadar film tentang mendaki Gunung Semeru.
Ini adalah sebuah kisah epik tentang persahabatan enam anak muda yang menguji ikatan mereka dengan sebuah perjalanan besar.
Jajaran bintang utamanya adalah Herjunot Ali, Fedi Nuril, Raline Shah, Pevita Pearce, Denny Sumargo, dan Saykoji.
Baca Juga: Review Film F1: Aksi dan Emosi dalam Satu Lintasan
Film ini berhasil membuat penonton jatuh cinta pada visual megah Mahameru dan menularkan semangat untuk meletakkan mimpi 5 sentimeter di depan kening.
2. Pencarian Terakhir (2008)
Jauh sebelum 5 cm meledak, Pencarian Terakhir telah lebih dulu menyajikan petualangan di gunung dengan nuansa yang lebih gelap dan menegangkan.
Disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman, film ini menggabungkan genre petualangan dengan horor-thriller.
Kisahnya tentang sekelompok sahabat yang melakukan operasi pencarian teman mereka yang hilang di gunung.
Namun, pencarian tersebut berubah menjadi teror ketika mereka menyadari bahwa hilangnya kawan mereka disebabkan oleh pelanggaran etika dan tabu di gunung keramat tersebut.
Dibintangi oleh Lukman Sardi dan Yama Carlos, film ini menyajikan sinematografi apik khas pegunungan yang berpadu dengan ketegangan yang terus membangun.
3. Romeo dan Rinjani (2015)
Tidak semua film tentang pendakian gunung harus bercerita tentang perjuangan hidup dan mati.
Romeo dan Rinjani membuktikan bahwa pendakian bisa menjadi latar sebuah komedi romantis yang segar dan menghibur.
Film ini mengikuti kisah Romeo (Deva Mahenra), seorang fotografer petualang yang fobia komitmen.
Romeo harus mendaki Gunung Rinjani yang legendaris untuk sebuah urusan percintaan.
Namun, pertemuannya dengan Sharon (Alexa Key) di sepanjang jalur pendakian mengubah pandangannya tentang cinta dan hidup.
Dengan latar keindahan Rinjani yang tak perlu diragukan lagi, film ini menawarkan tontonan ringan yang tetap memanjakan mata.
4. Negeri Dongeng (2017)
Bagi kamu yang mencari kisah pendakian yang otentik dan tanpa rekayasa, Negeri Dongeng adalah jawabannya.
Film ini adalah sebuah dokumenter monumental yang mengikuti perjalanan tujuh sineas muda Indonesia dalam misi mendaki tujuh puncak gunung tertinggi di nusantara (The Seven Summits of Indonesia).
Perjalanan mereka tidak hanya bertujuan mencapai puncak, tetapi juga berinteraksi dengan masyarakat lokal dan merekam kearifan mereka.
Negeri Dongeng menyajikan potret Indonesia yang jujur, menampilkan perjuangan nyata para pendaki, dan keindahan alam yang luar biasa dari berbagai sudut pandang.
5. Sagarmatha (2013)
Dengan latar cerita yang lebih ambisius, Sagarmatha berkisah tentang impian dua sahabat perempuan untuk menaklukkan Himalaya.
Film ini menyoroti ikatan persahabatan antara Kirana (Nadine Chandrawinata) dan Kirana (Ranggani Puspandya) yang berbagi mimpi besar sejak kecil.
Perjalanan mereka untuk menggapai Sagarmatha, nama lain untuk Gunung Everest, dipenuhi dengan tantangan fisik dan emosional yang menguji persahabatan mereka hingga ke titik batas.
Film ini memberikan perspektif yang kuat tentang ambisi dan kekuatan perempuan dalam dunia petualangan.
Kelima film di atas menunjukkan betapa kaya dan beragamnya cerita yang bisa digali dari sebuah pendakian gunung.
Jadi, siapkan camilan, matikan lampu, dan biarkan dirimu terbawa dalam petualangan visual yang menakjubkan. Selamat menonton!
Kontributor : Chusnul Chotimah
Berita Terkait
-
Review Film M3GAN 2.0: Boneka AI Kembali Hidup, Waralaba Jadi Makin Gila!
-
Review Film Gentleman, Cerita Tipis Penuh Aksi tapi Klise?
-
Cocok Bagi Pendaki Pemula Hingga Profesional, Panduan Lengkap 6 Rute Pendakian Gunung Rinjani
-
Review Film F1: Aksi dan Emosi dalam Satu Lintasan
-
11 Film India Selatan Terbaik Sepanjang Masa yang Wajib Anda Tonton, Maharaja Salah Satunya
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
Terkini
-
Rekomendasi 5 Film Disney Terbaik 2025, Dari Superhero Hingga Live-Action
-
Marsinah Resmi Jadi Pahlawan Nasional, Kisahnya Difilmkan Lewat Marsinah: Cry Justice
-
Profil Davika Hoorne, Pemeran Hantu Ikonik di Pee Mak yang Baru Saja Menikah
-
Deretan Pemain Film Whats Up with Secretary Kim? Versi Indonesia
-
Netizen Dikit-Dikit Ajak Boikot, Kini Malam 3 Yasinan Film Hamish Daud Jadi Sasaran
-
Kritik Keras Kunto Aji Usai Soeharto Jadi Pahlawan: Zaman Edan!
-
Kini Jadi Pahlawan Nasional, Berikut Deretan Film yang Berkisah Tentang Soeharto
-
Disuruh 'Tebalkan Dompet' Usai Pisah, Sabrina Chairunnisa Tegaskan Biasa Beli Apapun Sendiri
-
Jadi Relawan di Yordania, Nabilah Eks JKT48 Sempat Dilarang Ayah
-
Ariel NOAH Cs Geruduk DPR, Minta Polemik UU Hak Cipta Tak Berlarut-larut