Suara.com - Penyakit yang menggerogoti tubuhnya ternyata tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga membawa perubahan signifikan pada batin seniman Jaja Miharja.
Sosok yang selama ini dikenal publik sebagai pribadi yang riang, enerjik, dengan jargon khas "Apaan Tuh?", kini menunjukkan sisi yang berbeda.
Pria berusia 83 tahun itu mengaku bahwa kondisinya saat ini membuatnya lebih banyak menghabiskan waktu dalam keheningan dan perenungan. Sebuah transformasi yang cukup drastis dari citranya selama ini.
"Ayah sekarang banyak jadi pendiam, merenung," kata Jaja Miharja dalam sebuah wawancara di kawasan Tendean, Jakarta, Selasa, 22 Juli 2025.
Perenungan mendalam itu membawanya pada sebuah pertanyaan fundamental tentang kehidupannya, sebuah introspeksi yang mungkin tidak pernah terpikirkan olehnya saat masih sehat dan bugar.
"Kenapa gue bisa sakit?" lanjut Jaja.
Titik balik ini membuatnya melihat masa lalunya dari sudut pandang yang berbeda. Ada sebersit penyesalan atas gaya hidup dan kebiasaan yang tidak terlalu memperhatikan kesehatan di masa muda.
"Iya, kenapa nggak dari dulu? Karena memang penyakit," ucap Jaja, seolah menjawab pertanyaannya sendiri.
Meski jadi lebih pendiam, bukan berarti Jaja Miharja kehilangan semangat hidupnya.
Baca Juga: Semangat Baja Jaja Miharja: Fisik Boleh Terbatas, Tapi Tawaran Syuting Tetap Dilibas
Sang anak, Vita, menyebut bahwa sisi "rewel" dan keinginan kuatnya sebagai orang tua tetap ada, terutama jika menyangkut hal-hal yang ia inginkan.
"Ya tetep kalau maunya, maunya ya. Walaupun nyobain-nyobain dikit, misalnya makan yang ngelarang. Tapi nyobain dikit, nggak apa-apa," kata Vita.
Vita juga menjelaskan bahwa keluarga berusaha memenuhi keinginan ayahnya untuk mengurangi rasa penasaran, seperti mengajaknya jalan-jalan jika ia menginginkannya.
Bahkan, Jaja Miharja sendiri mengakui bahwa sifatnya yang tidak bisa diam terkadang masih muncul, meski dalam bentuk yang lebih terkendali.
"Meleng-meleng lah," katanya.
Transformasi batin ini telah membentuk Jaja Miharja menjadi pribadi yang lebih bijaksana.
Berita Terkait
-
5 Artis Terima Anugerah Bintang Kehormatan dari Prabowo, Ada Jaja Miharja
-
Cerita Lucu Jaja Miharja 'Gedeg' Makan Tahu Selama Pemulihan: Langsung Telan Aja!
-
Baru Terima Penghargaan dari Prabowo, Jaja Miharja Langsung Sentil Koruptor
-
Lagu 'Janda Depok' Jaja Miharja untuk Ayu Ting Ting
-
Dapat Bintang Kehormatan dari Presiden, Jaja Miharja: Dulu Seniman Dicemooh, Tapi Saya Tekun
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
15 Film Indonesia Tayang November 2025 di Bioskop, Ada Pangku hingga Agak Laen 2
-
Kelakar Jonathan Latumahina Usai Lihat Chicco Jerikho Jadi Dirinya di Film 'Ozora'
-
Gara-Gara Lapor Pak! Andhika Pratama Terbebani dengan Citra Lucu
-
Sinopsis Because There Is No Next Life, Drama Korea Terbaru Kim Hee Sun
-
Profil Sophie Turner, Mantan Istri Joe Jonas yang Kini Dikabarkan Dekat dengan Chris Martin
-
Di Balik Jeruji Besi, Eks Karyawan Ashanty Akhirnya Akui Gelapkan Uang Perusahaan
-
Sinopsis Sampai Titik Terakhirmu: Perjuangan Cinta Sehidup Semati Albi dan Shella
-
Getaran Batin Acha Septriasa Saat Ucap Syahadat di Film 'Air Mata Mualaf'
-
Pertentangan Batin Acha Septriasa, Antara Karier di Indonesia atau Kebahagiaan Anak di Australia
-
Sinopsis Film Penerbangan Terakhir: Cinta, Godaan, dan Gairah di Balik Kokpit