Entertainment / Music
Minggu, 19 Oktober 2025 | 20:40 WIB
Orkestra Grego Julius (ist)
Baca 10 detik
  • Konser Grego Julius Orchestra menyuguhkan 22 lagu sebagai doa dan syukur kepada Tuhan.

  • Dua lagu paling emosional lahir dari pengalaman sakit dan momen anak berpamitan menikah.

  • Musik Julius menjadi pengantar doa lintas iman yang menyentuh hati pendengarnya.

Suara.com - Universitas Sanata Dharma Yogyakarta menjadi saksi sebuah pertunjukan musikal yang tak sekadar menyuguhkan harmoni, tetapi juga menghadirkan doa dalam bentuk nada.

Bertajuk "Simfoni Bagi Sang Pencipta. Saat Nada Menjadi Doa", konser Grego Julius Orchestra pada Sabtu (18/10/2025) menjadi ruang kontemplasi musikal yang menyentuh lintas keyakinan.

Di usia 71 tahun, Julius telah menulis banyak lagu dengan 22 lagu dibawakan dalam konser tersebut. Genre yang diusung pun beragam, dari pop, klasik, jazz, bossanova, hingga latin, namun benang merahnya tetap satu yakni syukur dan permohonan kepada Tuhan.

"Kami ingin menyampaikan pesan doa, pesan syukur, pesan terima kasih kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Jadi ceritanya saya menulis syair ini adalah permohonan kepada Tuhan," ujar Julius kepada awak media.

Sebagian besar lagu yang dibawakan merupakan karya liturgis yang biasa mengiringi ibadah di gereja, namun Julius juga menyisipkan lagu-lagu pop yang bisa dinyanyikan secara pribadi.

Orkestra Grego Julius (ist)

Pria yang mengawali karirnya sebagai pebisnis itu menyebut bahwa proses penciptaan lagu-lagu ini adalah bentuk doa yang dituangkan dalam syair dan melodi.

"Jadi doa saya, ucapan terima kasih saya, saya tuliskan di dalam lagu itu. Kemudian hari ini dikonserkan," sambungnya.

Dua lagu yang paling menyentuh dalam konser tersebut adalah "Aku Mohon Ampun" dan sebuah lagu yang ditulis untuk anak perempuannya.

Lagu pertama lahir dari pengalaman pribadi Julius saat mengalami sakit yang tak kunjung sembuh selama tiga bulan. Setelah melalui berbagai pengobatan dan pencarian hingga ia mengetahui bahwa dirinya mengalami depresi.

Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansur Dulu Mondok di Mana? Viral Buka Jasa Kirim Doa Online Berbayar

"Saya mencoba ungkapkan rasa penyesalan saya, saya mohon ampun, saya tulis di dalam lagu. Kalau ke mana-mana saya konser, lagu Aku Mohon Ampun selalu saya bawakan," tuturnya lagi.

Lagu kedua ditulis dengan penuh emosi, terinspirasi dari momen ketika anak perempuannya berpamitan untuk menikah dan meninggalkan rumah. Julius menyebut proses penulisan lagu tersebut dilakukan dengan tetesan air mata.

Konser ini merupakan penampilan keempat Julius bersama orkestra, dan menjadi penutup tahun ini. Ia mengaku membutuhkan waktu empat bulan untuk mempersiapkan setiap konser, dan berencana menggelar konser tahunan berikutnya di luar kota.

Lebih dari sekadar pertunjukan, Julius berharap lagu-lagunya dapat menjadi pengantar doa bagi siapa pun yang mendengarnya, tak terbatas pada umat Kristiani.

"Kalau Anda mendengar lagu saya, cuma itu ada Tuhan Yesus, itu kalau diganti Allah sudah general untuk orang Muslim juga. Kalau bisa dihayati, lagu saya itu adalah mengantarkan doa, Maha Besar Allah," tandasnya.

Dengan orkestra sebagai medium, Julius membuktikan bahwa musik dapat menjadi jembatan spiritual yang universal, mengalun lembut, menyentuh hati, dan membawa jiwa mendekat kepada Sang Pencipta.

Load More