Entertainment / Film
Sabtu, 06 Desember 2025 | 18:32 WIB
Ilustrasi film horor (Pexels.com/Elīna Arāja)
Baca 10 detik
  • Film horor di Indonesia diminati dan tak pernah mati karena selaras dengan budaya masyarakat yang menyukai hal-hal mistis dan takhayul (supranatural).
  • Produser film horor sering menuntut adanya banyak jumpscare dalam film karena hal tersebut menjadi daya tarik utama bagi penonton Indonesia.
  • Meskipun genre lain mulai diminati, film horor yang menampilkan unsur supranatural tetap mendominasi pasar film dan menjadi acuan bagi keputusan produksi.

Tapi kekinian, seiring bertambahnya umur, Anggy Umbara mulai menempatkan sisi idealisme.

"Sekarang sudah berani untuk, sudahlah enggak. Umur nambah, jadi pengin membuat film yang aku mau bikin aja," jelasnya.

Karena itu, Anggy Umbara tidak mau membuat film horor yang hanya sekadar menakut-nakuti. Harus ada sisi yang nantinya memberikan manfaat.

Anggy Umbara memberikan contoh ketika film Siksa Neraka yang digarap bikin seorang waria bertaubat.

"Jadi kalau emang film itu bisa memantik kesadaran orang, wah itu seneng banget. Itu kan memberikan manfaat ya," tuturnya.

Tapi, kalaupun ada sineas yang membuat film horor hanya sekadar hiburan, menurut Anggy sah-sah saja. Semua kembali pada selera.

Anggy Umbara pernah membuat film horor Si Manis Jembatan Ancol. Namun ia mengambil sudut pandang kontradiksi antara mitos dan yang diangkat di film.

Hasilnya, film tersebut menutur dia kurang disukai penonton.

"Kayak Si Manis Jembatan Ancol, itu kan dari legendanya (setan). Terus aku bikin dengan ujung-ujungnya ternyata enggak ada setannya, tapi manusia yang berpura-pura menjadi setan dan membunuh orang," terang Anggy Umbara.

Baca Juga: Cerita Belakang Layar Film Ozora, Anggy Umbara dan Ayah David Ozora Sahabat Lama Beda 'Mazhab' Metal

"Banyak yang nggak suka, karena mereka lebih suka yang takhayul," imbuhnya.

Dari sini, bisa ditarik kesimpulan bahwa, daya tarik film horor memang berdasar pada mitos atau takhayul. Karena itu, produser pun ikut pasar penonton.

"Akhirnya pasar yang membuktikan bahwa yang supranatural lebih laku. Ya produser juga akhirnya mengikuti ya supranatural yang lebih laku," kata Anggy Umbara mengakhiri.

Load More