Suara.com - Selama ini, makanan manis telah dianggap sebagai makanan yang bisa meredakan stres.
Ini dikarenakan ketika Anda selesai makan makanan manis, maka mood atau suasana hati Anda akan membaik.
Itulah sebabnya banyak orang yang makan cokelat atau permen ketika mereka stres atau gembira.
Namun, sebuah studi terkini justru menemukan hal sebaliknya. Penelitian yang dilakukan di Emory University di Atlanta, Amerika Serikat, menemukan bahwa banyak mengonsumsi makanan manis tidak hanya menyebabkan kenaikan berat badan Anda, tetapi juga lebih stres dan depresi.
Salah seorang peneliti, Constance Harrell mengatakan makanan tinggi gula atau fruktosa dapat merangsang jalur di otak yang mempengaruhi bagaimana Anda merespon stres. Akibatnya, stres akan memperburuk dan disertai dengan kecemasan.
"Kami menemukan hal ini ketika kami memeriksa tikus yang kita berikan banyak permen selama 10 minggu. Hasil tikus ini memproduksi hormon stres kortisol berlebih," jelasnya.
Selain hasil tersebut, studi ini juga menemukan bahwa makan makanan manis akan menyebabkan penyakit serius seperti kanker, penyakit jantung, hipertensi, gangguan ginjal, diabetes, dan bahkan demensia.
Oleh karena itu, Harrell menyarankan ketika sedang stres, sebaiknya Anda beralih memghilangkan stres dengan aktivitas fisik daripada makan cokelat, kue-kue manis, atau permen. (Daily Mail)
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan