Suara.com - Menyantap masakan yang dibuat di rumah, tak hanya hemat dan terjaga kebersihannya, tetapi juga terjamin nutrisinya sehingga dapat melindungi Anda berbagai penyakit, salah satunya diabetes tipe dua.
Sebuah studi yang dilakukan peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health di Boston, Geng Zong, PhD dan koleganya menunjukkan bahwa sering makan makanan rumah dapat menurunkan risiko diabetes tipe dua. Kesimpulan ini didapat setelah mereka mempelajari hampir 58 ribu orang perempuan sejak 1986 hingga 2012.
Partisipan yang dipelajari ini tidak memiliki penyakit diabetes, kanker dan penyakit kardiovaskular.
Hasil studi menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi makanan rumahan minimal dua kali sehari atau 11-14 kali dalam seminggu (misalnya makan siang dan malam), berisiko 13 persen lebih rendah terkena diabetes tipe dua dibandingkan mereka yang menyantap makanan rumahan kurang dari enam kali seminggu.
Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa partisipan yang lebih sering makan makanan rumah juga berkurang risikonya mengalami pertambahan berat badan dalam delapan tahun.
Meskipun studi yang dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah Asosiasi Jantung Amerika 2015 di Orlando itu tidak penjelasan detail soal berapa kali dalam seminggu kita harus mengonsumsi makanan rumahan, Zong menyarankan lebih sering akan lebih baik manfaatnya.
Jadi, mulai sekarang biasakan untuk lebih sering makan masakan rumah ketimbang makan di warung, rumah makan atau resto.(Medical News Today)
Berita Terkait
-
Bukan Cuma Biar Kurus: Ini 6 Aturan Main Diet Sehat yang Gampang Diterapin
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Transformasi Mengejutkan Fahmi Bo: Dulu Bugar, Kini Kondisinya Bikin Miris
-
Intermittent Fasting: Diet Populer dengan Manfaat dan Risiko Kesehatan
-
Banyak Obat Diet Tiruan, Perusahaan Farmasi Ini PHK 9.000 Karyawan
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar