Suara.com - Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Seseorang yang pernah terinfeksi DBD akan mengira bahwa dirinya aman dari risiko penularan berikutnya. Lalu, benarkah anggapan ini?
Menurut dokter spesialis penyakit dalam yang juga konsultan penyakit tropik infeksi di FKUI RSCM, Leonard Nainggolan, seseorang yang sudah pernah terinfeksi DBD memang memiliki antibodi untuk melawannya. Namun dijelaskannya, virus DBD tidak hanya satu jumlahnya. Setidaknya menurutnya, risiko orang terinfeksi DBD bisa mencapai empat kali seumur hidupnya.
"Kalau sudah kena sekali DBD, maka bukan berarti akan kebal dan tidak tertular lagi. Karena virus DBD ada 4 jenis, yaitu DEN-1, 2, 3 dan 4. Jadi (minimal) kita bisa kena DBD empat kali seumur hidup," ujar Leonard, pada temu media yang dihelat PB PAPDI, di RSCM Jakarta, Kamis (18/2/2016).
Leonard mencontohkan, ketika seseorang terinfeksi virus DEN-1, maka secara otomatis tubuhnya membentuk antibodi. Namun itu hanya mampu menetralisir virus DEN-1. Sedangkan untuk tiga jenis virus dengue lainnya, antibodi dalam tubuh tidak bisa menetralisirnya.
"Bahkan kasus DBD kedua atau ketiga kali, biasanya lebih berat ketimbang kasus DBD yang pertama kali," imbuhnya.
Untuk mencegah penularan, Leonard mengakui bahwa belum ada vaksin yang ampuh untuk membunuh virus DBD. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan, terutama di musim penghujan seperti ini, agar terhindar dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
"Karena belum ada vaksin atau obat untuk membunuh virus, maka pengendalian lingkungan dan perilaku itu penting. Salah satunya dengan mencegah genangan air terutama saat musim hujan, karena satu tetes genangan air saja bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental