Untuk mempermudah memahami tentang herd immunity, The Vaccine Knowledge Project menggunakan salah satu analogi, yaitu kasus campak.
“Jika seseorang dengan campak dikelilingi oleh orang-orang yang divaksinasi campak, penyakit itu tidak mudah ditularkan kepada siapapun, dan penyakit itu akan segera hilang lagi,” kata organisasi itu.
Hal itu yang disebut herd immunity atau kekebalan kawanan dan atau kekebalan komunitas.
Herd immunity memberikan perlindungan kepada orang-orang yang rentan seperti bayi baru lahir, orang tua dan mereka yang terlalu sakit untuk divaksinasi
Namun, organisasi tersebut menekankan bahwa kekebalan kelompok hanya berfungsi jika mayoritas populasi telah divaksinasi terhadap suatu kondisi.
Mereka juga menambahkan bahwa herd immunity tidak melindungi tubuh dari semua penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
“Tidak seperti vaksinasi, kekebalan kawanan tidak memberikan tingkat perlindungan individu yang tinggi. Jadi, itu bukanlah alternatif yang baik untuk mendapatkan vaksinasi,” kata The Vaccine Knowledge Project.
Profesor Mark Woolhouse, seorang profesor epidemiologi penyakit menular di University of Edinburgh, mengatakan bahwa konsep kekebalan kawanan adalah "dasar dari semua program vaksinasi".
Namun, itu juga dapat terjadi secara alami. Ia menjelaskan, bahwa jika seorang telah terpapar infeksi apapun hingga membuat banyak orang tertular, hal itu bisa mengembangkan antibodi dan membuat masyarakat kebal terhadapnya.
Baca Juga: Rasanya Manis dan Lembut, Tisu Toilet Ini Ternyata Bisa Dimakan
Ini membuat munculnya kekebalan komunitas secara alami. Virus itu juga tidak akan dapat menyebabkan epidemi pada populasi.
"Itu tidak berarti tidak akan bisa menyebar karena masih ada beberapa orang yang rentan, tetapi itu tidak akan lepas landas dan menyebabkan epidemi," katanya.
Lantas apa pula pendapat profesor lainnya terkait hal tersebut? Lanjut di halaman berikutnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis