Artinya para peneliti secara sengaja memilih pasien mana yang menerima pengobatan, yang berpotensi mempengaruhi hasilnya.
Penelitian lain juga sama kurang menjanjikan. Sebuah penelitian di China menemukan bahwa hidroksi kloroquin tidak lebih baik daripada perawatan medis biasa.
Penelitian juga dilakukan sangat kecil. Hanya melibatkan 30 pasien, tetapi pengobatannya dilakukan secara acak.
Studi lain di Perancis, di antara 11 pasien menemukan bahwa hydroxychloroquine tidak efektif. Satu pasien sekarat, dua dipindahkan ke unit perawatan intensif, dan satu pasien yang mengalami masalah jantung sehingga perawatan hydroxychloroquine dihentikan lebih awal.
Di Swedia, beberapa rumah sakit telah berhenti menawarkan obat itu setelah beberapa pasien dilaporkan kejang dan pandangannya kabur.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat telah melaporkan efek samping dari obat malaria itu. Seperti kerusakan retina yang tidak dapat diperbaiki, aritmia jantung, kelemahan otot, dan penurunan gula darah yang parah.
Ada efek kejiwaan juga, termasuk insomnia, mimpi buruk, halusinasi, dan ide bunuh diri.
Oleh karena itu Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO juga bahkan tidak merekomendasikan hydroxychloroquine sebagai pengobatan rutin untuk malaria.
Baca Juga: Link untuk Melihat Hasil Pengumuman SNMPTN 2020, Yuk Dicek!
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?