Suara.com - Djoko Santoso Meninggal Karena Pendarahan Otak, Kenali Faktor Risikonya
Panglima TNI periode 2007-2010 Jenderal (Purn) Djoko Santoso tutup usia pada Minggu (10/5/2020) pagi tadi.
Djoko Santoso dikabarkan meninggal dunia di RS Pusat Angkatan Darat akibat mengalami pendarahan di otak.
Politisi Partai Gerindra itu sebelumnya sempat menjalani operasi di RSPAD dan dirawat selama beberapa hari, namun nyawanya tak tertolong.
Pendarahan otak sebenarnya bisa dicegah jika tahu apa saja faktor risikonya.
Melansir dari Medical News Today, ada beberapa jenis pendarahan otak, tergantung pada lokasi kebocoran terjadi. Di antaranya, pendarahan intraserebral: jenis pendarahan ini terjadi di dalam otak, pendarahan Subarachnoid, pendarahan terjadi antara otak dan selaput yang menutupinya, pendarahan Subdural: jenis ini terjadi di bawah lapisan dalam dan di atas otak, dan pendarahan epidural: ini terjadi ketika pendarahan berkembang di antara tengkorak dan otak.
Semua jenis pendarahan otak dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan.
Bahayanya, mendiagnosis pendarahan otak bisa sulit karena beberapa orang tidak menunjukkan tanda-tanda fisik.
Dokter perlu melakukan tes untuk menemukan lokasi yang tepat dari pendarahan di otak.
Baca Juga: Tanggal Tua Waktunya Cari Diskonan! Sikat Promo 5 Swalayan Ini
Padahal, semakin cepat orang yang mengalami pendarahan otak mendapat penanganan media maka kesempatan untuk pulih semakin besar.
Pendarahan otak bisa dihindari mulai dari hal paling sederhana, seperti mengenakan helm saat naik motor juga memasang sabuk pengaman di dalam mobil. Hal itu untuk menghindari benturan keras di kepala jika terjadi kemungkinan terburuk kecelakaan.
Gaya hidup juga bisa menjadi faktor terjadi pendarahan di dalam otak. Orang dengan riwayat tekanan darah tinggi perlu melakukan pemeriksaan rutin dan menjaga tekanan darah tetap stabil.
Penting juga untuk tidak merokok. Racun dalam tembakau merusak sistem kardiovaskular dan dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, membuatnya lebih sempit dan lebih berisiko terserang stroke.
Sementara itu, pada penderita diabetes perlu memastikan bahwa mereka menjaga kadar gula darah tetap terkendali. Banyak penderita diabetes juga memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan mungkin kelebihan berat badan yang semuanya merupakan faktor risiko stroke.
Namun begitu, beberapa perubahan paling signifikan yang dapat mengurangi risiko pendarahan otak adalah menjaga pola makan bergizi dan olahraga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
Terkini
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha