Suara.com - Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa manusia memiliki tanggapan kekebalan tubuh yang kuat terhadap Covid-19 dan melindungi dari infeksi kedua kali. Tapi mereka menegaskan bahwa seberapa lama kekebalan akan bertahan masih diragukan.
Melansir dari CNN, seorang ahli imunologi terkemuka mengatakan temuan itu memberikan optimisme bahwa orang tidak akan mengalami infeksi virus corona berulang. Temuan ini juga memberikan bukti bahwa vaksin dapat melindungi orang lebih lama.
"Harapan saya tampaknya terwujud dengan studi awal ini," kata Dr. Ian Lipkin, direktur Pusat Infeksi dan Imunitas di Sekolah Kesehatan Masyarakat Mailman Universitas Columbia.
Pada awal pandemi, beberapa ilmuwan mempertanyakan berapa lama tubuh akan mampu mengenali infeksi dan terus memproduksi antibodi. Studi sebelumnya menunjukkan antibodi dapat menurun seiring waktu.
"Ini adalah akumulasi dari lebih banyak informasi dan memungkinkan orang menjadi lebih nyaman dengan gagasan bahwa kita akan memiliki kekebalan yang durasinya lebih lama," kata Lipkin kepada CNN.
Namun para peneliti menegaskan bahwa masih belum jelas berapa lama respons tubuh manusia memberikan perlindungan terhadap virus corona. Hal ini disebabkan karena virus ini baru muncul beberapa bulan lalu.
Tetapi setidaknya satu penelitian menunjukkan infeksi ringan memberikan perlindungan selama tiga bulan dan menunjukkan bahwa perlindungan kemungkinan akan bertahan lebih lama.
"Bagian tersulit dalam melihat daya tahan adalah pengukuran yang bergantung pada waktu," kata David Masopust, seorang sarjana Institut Medis Howard Hughes di departemen Mikrobiologi dan Imunologi di Universitas Minnesota.
"Kami benar-benar ingin tahu bagaimana rekasi kekebalan tubuh di lima tahun ke depan. Tapi sayangnya, kami tidak bisa memprediksi dari jauh-jauh hari," tambah Masopust.
Baca Juga: Sebelum Meninggal karena Covid, Jaksa Fedrik Lebih Banyak WFH
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis