Suara.com - Mendengarkan musik bisa menjadi mood booster atau meningkatkan suasana hati. Namun tahukah Anda, bahwa volume musik juga bisa memengaruhi jenis makanan yang ingin dikonsumsi seseorang?
Sebuah studi yang ditulis bersama oleh seorang profesor University of South Florida (USF) dan diterbitkan pada 2018 di Journal of Academy of Marketing Sciences, menemukan bahwa volume musik ambien di restoran dan toko bahan makanan memiliki "efek sistematis" pada preferensi konsumen untuk jenis makanan tertentu.
Mengutip dari Tampa Bay News, adalah volume musik yang secara langsung memengaruhi detak jantung dan gairah, yang memengaruhi keputusan untuk memilih sesuatu yang sehat untuk dimakan atau tidak, kata studi tersebut.
Misalnya, lingkungan yang lebih keras meningkatkan stimulasi dan stres, yang menginspirasi pengunjung di restoran yang sibuk untuk mendambakan cheeseburger berminyak dan kentang goreng ketimbang salad.
"Orang-orang cenderung lebih bersemangat ketika musik lebih keras," kata Dipayan Biswas, profesor pemasaran di Muma College of Business USF yang merupakan peneliti dalam studi tersebut.
"Jadi, saat Anda bersemangat, Anda cenderung memesan makanan yang lebih mengasyikkan, yang kemungkinan besar memiliki lebih banyak kalori. Misalnya, ayam goreng lebih mengasyikkan daripada ayam panggang."
Biswas melakukan penelitian di sebuah kafe di Stockholm, Swedia, yang memainkan berbagai genre musik dalam satu lingkaran pada tingkat volume yang berbeda, 55 desibel dan 70 desibel.
Item menu di kafe tersebut digolongkan sebagai sehat dan tidak sehat. Minuman seperti kopi dan teh dianggap netral.
Selama percobaan, yang berlangsung beberapa jam selama beberapa hari, para peneliti menemukan bahwa 20 persen lebih banyak pelanggan restoran memesan sesuatu yang tidak sehat saat dihadapkan pada musik ambient yang lebih keras dibandingkan dengan mereka yang makan saat musik lebih tenang.
Baca Juga: Studi: Kurang Serat Dapat Membuat Bakteri Baik di Usus Kelaparan
Ini adalah studi pertama yang secara khusus menargetkan bagaimana volume musik menentukan pilihan makanan sehat versus tidak sehat.
Namun sebelumnya, sudah ada penelitian tentang musik dan makanan. Sebuah penelitian yang terbit di jurnal Appetite tahun 2006, menemukan bahwa mendengarkan musik sambil makan terkait dengan peningkatan asupan dan durasi makan orang.
Hubungan mendengarkan musik sambil makan dengan konsumsi makanan di lingkungan alam dinilai pada 78 mahasiswa. Mereka mencatat asupan makanan mereka bersama dengan faktor lingkungan seperti durasi makan, musik, termasuk kecepatan dan volume, lokasi, jumlah orang yang hadir dan waktu hari dalam buku harian diet terperinci selama 7 hari berturut-turut.
Data menunjukkan bahwa kehadiran musik dikaitkan dengan asupan makanan yang lebih tinggi. Dalam perbandingan subjek menunjukkan asupan makanan dan cairan yang lebih tinggi serta durasi makan yang lebih lama saat mendengarkan musik tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kecepatan atau volume musik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?