Suara.com - Di tengah kasus Covid-19 yang terus meningkat, India menambah stok vaksin Covid-19 dengan menyetujui penggunaan vaksin Sputnik V buatan Rusia.
Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) menyebut, Drug Controller General of India (DCGI) sudah menekan persetujuan tentang penggunaan vaksin Sputnik untuk melawan pandemi Covid-19 di negara tersebut.
Hal ini membuat India sebagai negara ke-60 di dunia yang menyetujui penggunaan vaksin Sputnik.
Dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com, Sputnik V merupakan satu dari tiga vaksin virus Corona yang terdaftar pada otoritas pengatur India.
India adalah negara terpadat penduduknya yang mendaftarkan vaksin Rusia. Total populasi 60 negara di mana Sputnik V disetujui untuk digunakan adalah 3 miliar orang atau sekitar 40% dari populasi global.
Vaksin Sputnik V telah terdaftar di India di bawah prosedur otorisasi penggunaan darurat berdasarkan hasil uji klinis di Rusia serta data positif uji klinis lokal Fase III tambahan di India yang dilakukan, bermitra dengan Laboratorium Dr. Reddy.
India merupakan pusat produksi untuk Sputnik V. RDIF telah membuat kesepakatan dengan perusahaan farmasi terkemuka di negara tersebut (Gland Pharma, Hetero Biopharma, Panacea Biotec, Stelis Biopharma, Virchow Biotech) untuk memproduksi lebih dari 850 juta dosis per tahun.
Sputnik V menempati urutan kedua di antara vaksin-vaksin virus Corona secara global dalam hal jumlah persetujuan yang dikeluarkan oleh regulator pemerintah.
Sputnik V juga telah disetujui di Rusia, Belarus, Argentina, Bolivia, Serbia, Aljazair, Palestina, Venezuela, Paraguay, Turkmenistan, Hongaria, UEA, Iran, Republik Guinea, Tunisia, Armenia, Meksiko, Nikaragua, Republika Srpska (entitas dari Bosnia dan Herzegovina), Lebanon, Myanmar, Pakistan, Mongolia, Bahrain, Montenegro, Saint Vincent dan Grenadines, Kazakhstan, Uzbekistan, Gabon, San-Marino, Ghana, Suriah, Kyrgyzstan, Guyana, Mesir, Honduras, Guatemala, Moldova, Slovakia , Angola, Republik Kongo, Djibouti, Sri Lanka, Laos, Irak, Makedonia Utara, Kenya, Maroko, Yordania, Namibia, Azerbaijan, Filipina, Kamerun, Seychelles, Mauritius, Vietnam, Antigua dan Barbuda, Mali dan Panama.
Baca Juga: Indonesia Jadi Tempat Uji Coba Vaksin Nusantara yang Dikembangkan Amerika
Kirill Dmitriev, CEO Dana Investasi Langsung Rusia, mengatakan [ersetujuan penggunaan vaksin merupakan tonggak penting karena Rusia dan India telah mengembangkan kerja sama yang luas dalam uji klinis Sputnik V di India dan produksi lokalnya.
"Vaksin Rusia memiliki tingkat kemanjuran setinggi 91,6% dan memberikan perlindungan penuh terhadap kasus COVID-19 yang parah seperti yang ditunjukkan oleh data yang dipublikasikan di salah satu jurnal medis terkemuka The Lancet. India adalah pusat pembuatan vaksin dan mitra strategis kami untuk produksi Sputnik V. RDIF telah menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan farmasi terkemuka India untuk memproduksi Sputnik V, yang akan menyediakan vaksinasi bagi penduduk di India dan distribusi global untuk vaksin Rusia ini. Lebih dari 850 juta dosis Sputnik V akan diproduksi di India setiap tahun, cukup untuk memvaksinasi lebih dari 425 juta orang di seluruh dunia," tutupnya.
Berita Terkait
-
Prosesi Pemakaman Naufal Takdri Al Bari, Atlet Gimnastik yang Meninggal di Rusia
-
Resmi! Lionel Messi Balik ke Negeri Vrindavan Setelah 14 Tahun
-
Vietnam Temukan Winger Keturunan Rusia, Dipanggil untuk Perkuat Timnas U-23
-
Surplus Dagang Tembus 5 Tahun Lebih, RI Makin Untung Lawan AS dan India
-
Jauh-jauh dari India, Lamaran Vlogger Ini Ditolak Gadis Baduy
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!