Suara.com - Perusahaan Fujifilm Holdings mengatakan kembali memulai uji klinis tahap III kepada obat Avigan, untuk digunakan sebagai penangkal Covid-19.
Dilansir ANTARA, ini merupakan kabar terbaru terkait penggunaan Avigan, setelah sebelumnya persetujuan penggunaan domestik dihentikan Kementerian Kesehatan setempat.
Selama bertahun-tahun Fujifilm banting setir dari bisnis solusi peralatan kantor dan kamera tradisional ke pelayanan kesehatan.
Riset terkontrol plasebo dan tersamar ganda baru sedang menargetkan pasien berusia 50 tahun ke atas, serta mereka yang berisiko mengalami kondisi serius, demikian rilis Fujifilm.
Avigan, yang umumnya dikenal favipiravir, telah dijadikan riset dalam puluhan uji coba di seluruh dunia dan telah disetujui sebagai pengobatan COVID-19 di Rusia, India dan Indonesia. Akan tetapi masih ada kekhawatiran, sebab obat tersebut tampaknya menyebabkan cacat lahir pada riset hewan.
Jepang telah mengizinkan Avigan sebagai obat darurat untuk flu dan pemerintah tahun lalu meminta Fujifilm agar menambah hingga tiga kali lipat persediaan nasional obat avigan.
Apa itu obat Avigan?
Obat Avigan sempat populer tahun lalu setelah dibeli oleh presiden Jokowi, dengan harapan dapat digunakan dalam penanganan Covid-19.
Avigan atau Favipiravir adalah obat antivirus dari Jepang yang dikembangkan pada 2014 oleh perusahaan Jepang, yaitu Fujifilm Toyama Chemical dan diproduksi oleh Zheijang Hisun Pharmaceutical.
Baca Juga: Sang Pilot Hilang Kesadaran, Pesawat Kargo Jepang Mendarat Darurat
Avigan dikembangkan untuk mengobati virus influenza, tapi sejak Februari 2020 diakui sebagai pengobatan eksperimental untuk pasien Corona Covid-19 di Jepang.
“Obat ini memiliki tingkat keamanan yang terbukti tinggi dan jelas efektif untuk digunakan (melawan virus corona),” tutur Zhang Xinmin dari Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, seperti dilansir dari laman Asia Nikkei.
Uji klinis sendiri sudah dilakukan pada 200 pasien rumah sakit di Wuhan dan Shenzhen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang menerima obat ditetapkan negatif dalam waktu yang relatif singkat, selain itu gejala pneumonia juga sangat berkurang.
Zhang Xinmin mengatakan bahwa pasien yang mengonsumsi favipiravir dinyatakan sembuh setelah rata-rata empat hari, lebih lama dari sebelumnya yakni 11 hari.
Menurutnya tidak ada efek samping signifikan yang dialami pasien.
Berita Terkait
-
5 Sunscreen Jepang Terbaik untuk Menyamarkan Noda Hitam, Mulai Rp30 Ribuan
-
11 Gol Tanpa Penalti! Ayase Ueda Lebih Gacor Dibanding Kane dan Mbappe
-
PSSI Didesak Gara-gara Gosip Jepang Keluar dari AFC Santer di Indonesia
-
Tampil Impresif, Chelsea dan AC Milan Rebutan Kiper Keturunan Jepang
-
Profil Kimi Onoda, Menteri Termuda di Kabinet Jepang yang Jadi Sorotan
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
Terkini
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal