Suara.com - Pasien Covid-19 terus bertambah, salah satu cara pengobatannya yakni dengan terapi donor plasma konvalesen. Apa itu donor plasma konvalesen? Berikut ini pengertian dan syarat donor plasma konvalesen.
Diketahui, donor plasma konvalesen yang dilakukan oleh para penyintas Covid-19 sebagai upaya pengobatan bagi para pasien Covid-19 agar mampu bertahan dan sembuh dari Covid-19. Dengan begitu jelas bahwa salah satu syarat donor plasma konvalesen adalah orang yang sembuh dari covid-19.
Bagi para penyintas covid-19 yang ingin melakukan donor plasma konvalesen bisa segara daftar melalui situs plasmakonvalesen.covid19.go.id. Setelah itu, bisa langsung mendatangi UDD PMI terdekat guna proses pendonoran plasma konvalesen.
Nah bagi yang belum paham betul tentang donor plasma konvalesen, simak berikut ini pengertian dan syarat donor plasma konvalesen.
Pengertian Donor Plasma Konvalesen
Melansir dari plasmakonvalesen.covid19.go.id, pengertian donor plasma konvalesen yaitu salah satu metode imunisasi pasif dengan memberikan plasma penyintas Covid-19 untuk pasien Covid-19.
Pemberian plasma dari penyintas Covid-19 untuk pasien Covid-19 ini sebagai terapi tambahan untuk menyembuhkan pasien Covid-19 yang kini tengah mengalami lonjakan.
Syarat Donor Plasma Konvalesen
Bagi yang ingin melakukan donor, berikut ini syarat donor plasma konvalesen yang perlu diketahui. Simak baik-baik ya!
Baca Juga: Plasma Konvalesen: Jadi Terapi Alternatif Penyembuhan Pasien COVID-19
- Usia 18-60 tahun
- Berat badan ≥ 55kg
- Diutamakan pria dan perempuan belum pernah mengandung
- Pernah sembuh dari Covid-19 dengan menyertakan surat keterangan sembuh
- Bebas keluhan minimal dalam kurun waktu 14 hari
- Selama 6 bulan terakhir tak menerima transfusi darah
- Diutamakan yang pernah melakukan donor darah
Alur Donor Plasma Konvalesen di UDD PMI
Untuk menjadi pendonor, simak berikut ini alur donor plasma konvalesen di UDD PMI yang perlu diketahui.
1. Persiapan Donor
- Mengisi formulir Donor Plasma serta Informed Consent
- Seleksi Donor lewat Anamesis
- Pemeriksaan Fisik
2. Pemeriksaan Lab Donor
- Darah Lengkap
- Konfirmasi Golongan Darah
- Skrining Antibodi
- Infeksi Menular Melalui Transfusi Darah (HIV, Sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C)
3. Pengambilan Donor Darah
- Menggunakan mesin Apheresis
- Durasi pengambilan Darah Donor sekitar 45 menit
Menurut penelitian, terapi Plasma Konvalesen membantu mencegah terjadinya perburukan penyakit mulai dari sedang hingga berat dan berat hingga kritis.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?