Suara.com - Lebih dari biasanya, menyusui di masa pandemi Covid-19 telah menjadi tantangan tersendiri bagi kelompok ibu menyusui atau busui.
Beredar banyak informasi hoaks terkait permasalahan menyusui di masa pandemi sehingga hal tersebut menimbulkan kebingungan bagi para ibu.
Kondisi ini bisa diperparah saat busui konsultasi ke tenaga kesehatan atau nakes, namun mereka tidak siap untuk menjawab masalah secara tuntas karena keterbatasan pengetahuan dan informasi.
Berbicara dalam webinar Halo DKT, Kamis (12/8/2021), dr. Utami Roesli menjelaskan mengenai 10 langkah keberhasilan menyusui saat pandemi berdasarkan evidence base practices yang dapat mendukung proses menyusui di sarana kesehatan.
Tujuannya adalah menciptakan layanan kesehatan maternitas yang ramah bayi dan juga memastikan ASI eksklusif saat di dan sampai pulang dari fasilitas kesehatan bahkan setelahnya. 10 langkah tersebut antara lain:
- Kebijakan faskes untuk mendukung ibu menyusui dengan tidak mempromosikan susu formula bagi bayi, botol dot maupun empeng, membuat panduan layanan dukungan menyusui dan menjaga kesinambungan dukungan menyusui.
- Peningkatan kompetensi nakes dengan melatih staf faskes agar kompeten untuk mendukung ibu menyusui dan menilai pengetahuan dan ketrampilan nakes.
- Berdiskusi dengan ibu hamil dan keluarganya tentang pentingnya manajemen menyusui.
- Memfasilitasi kontak kulit dini ibu bayi selama minimal 1 jam dan mendorong ibu untuk memulai menyusui dini segera setelah melahirkan pada usia bayi kurang dari 1 jam.
- Dukung ibu memulai menyusui dini dan mempertahankan menyusui dan mengatasi masalah menyusui yang umum.
- Bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman lain kecuali atas indikasi medis.
- Memungkinkan ibu dan bayi tetap dirawat bersama selama 24 jam setelah melahirkan.
- Dukung ibu mengenali dan merespon saat bayi menunjukkan tanda lapar.
- Memberi konseling pada ibu tentang penggunaan, bahaya dan resiko pemberian botol, dot dan empeng.
- “Care after discharge” Berkoordinasi saat ibu pulang; kemana dan dimana bisa didapatkan bantuan dukungan menyusui tepat waktu berkesinambungan; saat sudah dirumah.
Di sisi lain, Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia Bidan Laurensia Lawintono mengimbau seluruh bidan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan menyusui di faskes maupun klinik bidan, mengingat 82,4 persen pelayanan antenatal care diberikan oleh bidan.
"Menyusui adalah salah satu investasi terbaik untuk kelangsungan hidup dan meningkatkan kesehatan, perkembangan sosial serta ekonomi individu dan bangsa," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!