Suara.com - Pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri tidak hanya perlu memikirkan asupan vitamin.
Pakar mengatakan, sosialisasi juga penting ketika pasien COVID-19 menjalani isolasi mandiri.
"Jangan karena lagi positif COVID-19 beli sebanyak-banyaknya, akhirnya uang habis untuk vitamin tapi hal lain malah ditelantarkan. Dengan informasi yang baik, perilaku jadi lebih terarah," tutur Rininda Mutia, psikolog dari Universitas Indonesia, dilansir ANTARA.
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu perlu untuk berinteraksi dengan orang lain. Ketika isolasi mandiri, interaksi fisik tak bisa dilakukan dengan orang lain, tapi manfaatkanlah teknologi agar tetap terhubung dengan keluarga atau sahabat.
Sosialisasi itu penting dilakukan, terlebih ketika Anda berada dalam isolasi dan merasa sedang terkurung. Terhubung dengan orang lain bisa mengusir rasa kesepian dan tertekan.
Bagilah perasaan Anda dengan orang lain, perbincangan bisa mengikis rasa sepi dan membuat Anda tidak sendirian berkat dukungan orang lain. Lakukan panggilan video dengan orang-orang terdekat agar tetap semangat dalam menjalani hari.
Jika mengenal penyintas lain, berbincanglah untuk mendapatkan masukan berdasarkan pengalaman mereka agar isolasi mandiri terasa ringan.
Bila perlu, ikuti acara kumpul-kumpul virtual yang banyak digelar di dunia maya. Seminar virtual hingga kelas virtual, semuanya bisa dipilih sesuai apa yang disukai.
Langkah selanjutnya adalah berpikir dan mengambil tindakan untuk apa yang terjadi sekarang alih-alih memikirkan masa lampau dan masa depan yang belum terjadi. Memikirkan apa yang bisa diubah di masa lalu dan apa kemungkinan terburuk di masa depan hanya akan memperparah kecemasan.
Baca Juga: Positif Covid-19 Indonesia Tambah 12.618 Kasus, 19.290 Orang Sembuh Hari Ini
"Berpikir 'here and now', di sini dan saat ini. Jangan terlalu jauh ke belakang atau ke depan," tuturnya.
Jangan terjebak dalam penyesalan yang berkepanjangan atas kesalahan masa lalu yang membuat Anda terinfeksi COVID-19. Menyalahkan masa lalu terus menerus dan tak henti meratap tidak akan mengubah keadaan karena yang lalu tidak bisa diulang lagi.
"Tapi bisa dipelajari untuk ke depan, seperti jangan kumpul-kumpul lagi, kalau sudah terjadi, terimalah."
Di sisi lain, jangan terlalu memikirkan hal-hal yang belum terjadi di masa depan yang malah membuat pikiran semakin ruwet. Apalagi bila yang dipikirkan adalah hal-hal negatif yang membuat diri semakin takut dan khawatir.
"Memikirkan sesuatu yang belum terjadi juga tidak baik, tapi fokus kita ketika didiagnosa COVID-19 adalah apa yang bisa dilakukan saat ini," katanya.
Tindakan yang lebih penting menjadi prioritas, contohnya menghubungi Satgas COVID-19 terdekat, menghubungi Puskesmas di dekat rumah agar bisa dipantau, menghubungi pihak kantor, mengabari keluarga serta memberitahu orang-orang yang pernah kontak dekat bila memang pernah berjumpa dengan orang lain.
Berita Terkait
-
4 Serum Ekstrak Lemon yang Ampuh Bikin Wajah Cerah Seketika, Kaya Vitamin C
-
4 Toner dengan Eggplant Kaya Vitamin E, Hempas Flek Hitam & Bekas Jerawat
-
3 Moisturizer Wardah Cocok untuk Kulit Berminyak dan Kusam: Bikin Wajah Cerah & Anti Minyak!
-
Kulit Cerah Alami dengan 4 Rekomendasi Toner Raspberry Kaya Vitamin C
-
4 Toner Sunflower Kaya Vitamin E untuk Kulit Lembap dan Cerah Alami
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!