Suara.com - Membiasakan anak makan buah dan sayur memang jadi tantangan bagi kebanyakan orangtua. Tapi ternyata Dokter Zaidul Akbar memiliki cara jitu, salah satunya menggunakan prinsip otoriter.
Dr. Zaidul Akbar bercerita bahwa ia kerap memaksa anaknya memakan buah dan sayur. Bahkan tidak jarang ia melotot ke arah anak dan menunggu sampai mereka benar-benar mengonsumsi buah dan sayur.
"Kalau saya pakai otoriter, saya paksakan. Kalau bicara buah sayur harus makan, kalau nggak makan dipelototin, minimal ada sayur dan buah masuk ke tubuh mereka," ujarnya melalui kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official, Senin (25/10/2021).
Menurut dokter pencetus jurus sehat rasulullah (JSR) itu, sangat penting anak mengenal segala jenis rasa dan tekstur buah agar mereka terbiasa familiar dan menemukan buah yang disukainya.
Adapun cara lain yang harus dilakukan orangtua agar anak mau makan buah dan sayur, yaitu memfasilitasinya dengan menyediakan banyak buah dan sayur di rumah, sehingga mereka bisa mengonsumsinya kapanpun diinginkan.
"Di rumah perbanyak sayur dan buah berbagai macam warna berbagai macam rasa, nanti lama-lama dia kepo juga dan ngerti dengan rasa itu," jelas dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro itu.
Sementara itu, sudah diakui hingga divalidasi para ilmuwan dan praktisi ilmu kesehatan bahwa buah dan sayur sangat baik untuk kesehatan, termasuk untuk anak, terlebih mereka dalam masa pertumbuhan.
Berikut ini manfaat konsumsi buah dan sayur untuk anak, mengutip Hello Sehat:
1. Menjaga pencernaan anak
Untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan anak, Anda perlu memberikan makanan tinggi serat seperti sayur dan buah. Orangtua juga bisa membantu memenuhi asupan serat harian dengan memberinya susu tinggi serat untuk anak.
Baca Juga: 4 Manfaat Buah Nanas untuk Kesehatan, Salah Satunya Bantu Turunkan Berat Badan
2. Kurangi risiko obesitas
Membiasakan berikan anak camilan sehat berupa buah dan sayuran segar ketimbang makanan bergula atau “junk food” berguna untuk menghindarinya dari risiko obesitas atau kegemukan.
Anak yang kegemukan berpotensi mengalami diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, darah tinggi, masalah pernapasan, depresi dan beragam penyakit kronis lainnya di usia dewasa.
3. Mendukung prestasi di sekolah
Journal of School Health menemukan anak-anak yang kurang makan sayur dan buah cenderung mendapat nilai akademis yang buruk, daripada anak yang terbiasa makan makanan berserat tiap hari.
Apalagi anak yang biasa mengonsumsi makanan berserat berisiko 41 persen lebih rendah untuk mengalami kesulitan membaca, dibanding anak-anak lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah