Suara.com - Sebuah studi oleh Statens Serum Institut, yang melakukan pengawasan penyakit menular dan ancaman biologis untuk pemerintah Denmark menemukan varian Omicron BA.2 lebih menular daripada BA.1.
Beberapa negara, termasuk Denmark, telah mengamati dua subvarian Omicron, yakni BA.1 dan BA.2.
Di Denmark, varian Omicron BA.2 dengan cepat menggantikan yang pertama sebagai subvarian dominan.
Saat ini, varian Omicron merupakan varian penyebab infeksi virus corona Covid-19 yang dominan.
Laporan munculnya strain virulen lain dari varian superspreader ini telah membangkitkan minat baru di antara orang-orang.
Menurut pakar WHO, subvarian Omicron sudah menjadi dominan di Filipina, Nepal, Qatar, India dan Denmark. Subvarian ini juga telah terdeteksi di 57 negara.
Organisasi Kesehatan Dunia, Dr. Boris Pavlin, mengatakan varian Omicron BA.2 tampaknya tidak lebih parah daripada bentuk BA.1 asli.
Dr. Boris Pavlin dari Tim Respons COVID-19 WHO mengatakan bahwa vaksin Covid-19 mampu memberikan perlindungan yang serupa terhadap varian Omicron.
Studi penelitian juga berbicara tentang efek positif dari vaksinasi. Risiko infeksi lebih tinggi pada orang yang tidak vaksinasi.
Baca Juga: Cegah Omicron, DPR Lakukan Pembatasan Aktivitas
Dengan laporan baru yang muncul tentang subvarian baru, para ahli sedang mencari tahu subvarian ini berbahaya atau tidak.
Berdasarkan data dari Denmark, Dr Pavlin mengatakan bahwa tidak ada perbedaan tingkat keparahan penyakit. Pernyataan ahli WHO menyatakan bahwa subvarian tidak mungkin menyebabkan penyakit parah pada infeksi.
"Meskipun BA.2 memiliki potensi untuk menggantikan BA.1 secara global. Kami tidak melihat BA.2 meningkatkan risiko rawat inap yang lebih tinggi," kata Dr Boris, dikutip dari Times of India.
Studi ini memperkirakan dinamika transmisi BA.1 dan BA.2 di lebih dari 8.000 rumah tangga antara akhir Desember 2021 dan awal Januari 2022.
"Vaksinasi sangat melindungi diri dari infeksi parah, termasuk varian Omicron. BA.2 dengan cepat menggantikan BA.1. Dampaknya tidak mungkin besar, meskipun lebih banyak data yang diperlukan," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Dulu Raja Rokok Hingga Saham, Kini Gudang Garam Berada di Tepi Jurang
-
Burden Sharing Kemenkeu-BI Demi Biayai Program Prabowo
-
Skandal Domino Menteri Kehutanan: Beneran Nggak Kenal atau Tanda Hilangnya Integritas?
-
Mikel Merino Hattrick, Spanyol Bantai Turki Setengah Lusin
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
Terkini
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini