Suara.com - Pemerintah otoritas Jepang mengakui bahwa wabah Covid-19 saat ini dalam kondisi menantang. Gelombang ketujuh yang melanda Jepang saat ini disebut akibat paparan subvarian BA.5 omicron.
Dari 513.1571 kasus positif baru di dunia yang tercatat pagi ini, Selasa (26/7/2022), 172.673 di antaranya disumbang oleh Jepang. Negara berpopulasi 125,6 juta penduduk itu mendominasi kasus positif virus corona dalam beberapa pekan terakhir.
"Jepang saat ini berada dalam situasi yang menantang," kata Kazuhiro Tateda, presiden Asosiasi Penyakit Menular Jepang sekaligus anggota panel penasihat yang dibentuk untuk memberi nasihat kepada pemerintah Jepang terkait Covid-19, dibentuk khusus sejak awal krisis kesehatan pada awal 2020.
Tateda mengatakan bahwa varian BA.5 telah menyebar sangat cepat dan diperkirakan akan mendominasi infeksi hampir 100 persen dari semua kasus di Jepang pada akhir bulan.
"Sementara kampanye vaksinasi positif, kita harus khawatir bahwa kemanjurannya akan hilang, dan orang tua akan semakin berisiko," ujar Tateda, dikutip dari DW.
Para ahli kesehatan juga memperingatkan bahwa lonjakan infeksi virus corona di Jepang sebenarnya belum mencapai puncak.
Kasus positif harian Covid di Jepang sebenarnya telah naik pesat hanya dalam beberapa minggu. Dari sebelumnya rata-rata 10.000 kasus per hari, kemudian mencapai rekor tertinggi selama pandemi hingga 200.975 orang positif Covid-19 dalam sehari pada Sabtu (23/7).
Total kasus Covid-19 di Jepang saat ini telah mencapai 11,34 juta dengan kematian 31.885 jiwa.
Perdana Menteri Fumio Kishida menyerukan kalimat kehati-hatian maksimal kepada masyarakat. Meski begitu, pemerintah Jepang memastikan tidak ada rencana untuk memberlakukan kembali keadaan darurat yang pernah dilakukan selama dua tahun pertama pandemi.
Baca Juga: Tambah 31 Orang Pasien Terkonfirmasi Covid-19 di Kaltim, Bontang Masuk Zona Oranye
Melihat tingkat kematian pada pasien covid telah turun sejak bulan-bulan awal krisis, pemerintah berusaha menyeimbangkan masalah kesehatan masyarakat dengan kebutuhan untuk mengembalikan ekonomi nasional.
Sehingga, pemerintah lebih fokus meningkatkan penyediaan vaksinasi putaran keempat, terutama pada tenaga kesehatan, lansia, dan orang dengan komorbid. Sampai saat ini, lebih dari 31 persen warga Jepang telah memiliki empat dosis vaksin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas