Suara.com - Pengamat politik, Hermawan Sulistyo membaca sikap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang bersilaturahmi ke Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla atau JK serta Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, langkah itu dilakukan Prabowo untuk berupaya melepaskan diri dari bayang-bayang Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Hermawan melihat kalau pertemuan dengan SBY merupakan bagian dari strategi Prabowo untuk tetap berpeluang maju sebagai calon presiden atau capres dalam Pilpres 2024.
"Ini adalah upaya desperate untuk tetap bisa maju sebagai capres dan melepaskan diri dari pengaruh Jokowi," kata Hermawan melalui keterangan tertulisnya, Kamis (11/5/2023).
Namun, Hermawan juga menilai bahwa pertemuan dengan SBY tidak lah rasional bagi Prabowo yang telah gagal dalam pilpres beberapa kali.
"Setelah gagal berkali-kali, itu tidak rasional. Mungkin ini hanya gosip dari orang-orang dekatnya," ungkap Hermawan.
Hermawan juga menyoroti hubungan Prabowo dengan SBY yang tidak begitu dekat sejak keduanya berdinas di kemiliteran.
"Kesaksian Agum Gumelar sangat jelas. SBY adalah salah seorang jenderal anggota DKP yang menandatangani pemecatan Prabowo. Aneh kalau mendukung pencapresan Prabowo," jelas Hermawan.
Sementara itu, analis politik Ujang Komarudin berpendapat bahwa pertemuan antara Prabowo dan SBY adalah sebuah keharusan. Menurutnya, jika Prabowo ingin maju sebagai calon presiden, ia harus menjalin komunikasi dengan siapa pun, termasuk tokoh-tokoh politik dan pengambil keputusan.
Ujang juga menyatakan bahwa Prabowo harus menjalin komunikasi dengan sosok seperti SBY dan Jusuf Kalla, terutama jika Pilpres 2024 berlangsung dengan dua putaran.
"Jika terjadi dua putaran dan Prabowo masuk ke kedua putaran, pertemuan tersebut bisa menjadi dukungan jika pada putaran pertama belum mendapatkan dukungan," kata Ujang.
Berita Terkait
-
Cak Imin Klaim Golkar Segera Masuk Koalisi KKIR hingga Rayu PSI
-
Cak Imin dan Airlangga Hartarto Bisa Jadi Cawapres Potensial Prabowo Subianto
-
Koalisi Perubahan Punya Lima Nama Cawapres, Bisa Berubah Kalau Ada Partai Lain Gabung
-
Salut! Gibran Tiba-Tiba Singkirkan Sampah saat Lepas Caleg PDIP Solo, Kader Partai Banteng Sampai Kaget
-
Dihina "Anak Presiden Rasa Kotoran Binatang"! Gibran Malah Minta Cium Haters, Warganet Ngakak: Mas Wali Sosweet
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024