Suara.com - Nama Muhammad Jusuf Kalla dalam peta perpolitikan di tanah air memiliki rekam jejak yang luar biasa.
Kemampuannya melakukan manuver dalam setiap kontestasi politik menjadikannya game changer. Mantan Ketua Umum Partai Golkar 2004-2009 tersebut baru-baru ini menyatakan dukungan resmi kepada calon presiden (capres) Anies Baswedan.
Dukungan resmi tersebut disampaikan juru bicaranya, Husain Abdullah Husain yang membenarkan bahwa JK mendukung pasangan AMIN dalam Pilpres 2024.
Husain mengatakan, pernyataan dukungan JK itu disampaikan ketika Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 itu menghadiri sebuah acara di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (19/12/2023).
"Jusuf Kalla, menyampaikan secara terbuka jika dirinya memilih Anies Baswedan yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar," ujar Husain dalam keterangannya, Selasa (19/12/2023).
Dalam keterangannya, JK menyatakan bahwa dirinya netral. Namun pada Pilpres 2024 kali ini, JK secara terang-terangan mendukung AMIN.
"Selama ini ia menyampaikan dirinya netral, tetapi sebagai warga negara Pak JK tentunya memiliki pilihan politik," sebut Husein.
Ia menyebut alasan JK memilih mendukung Anies karena rekam jejaknya serta murid politik politisi kawakan itu.
Pilihan politik JK tersebut membuat tentunya berseberangan dengan partai politik yang dahulu dinakhodainya.
Baca Juga: Ini Alasan Jusuf Kalla Dukung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024
Meski begitu, manuver pria kelahiran Bone 15 Mei 1942 tak hanya dilakukan saat ini saja. Tercatat ada beberapa kali manuver JK yang kerap 'berseberangan' dengan partainya.
Pilpres 2004
Kali pertama manuver tersebut dimulai pada tahun 2004, ketika JK menjadi Cawapres Susilo Bambang Yudhoyono. Padahal saat itu, Golkar secara resmi mengusung Wiranto-Solahudin Wahid.
Wiranto sendiri sejatinya memenangkan pencapresan Partai Golkar melalui jalur konvensi yang menyisakan dirinya dengan Akbar Tanjung. Namun hasil akhirnya, Wiranto terpilih mutlak untuk maju menjadi capres.
Sementara itu, dalam buku 'Sofjan Wanandi dan Tujuh Presiden', terungkap bahwa dorongan SBY untuk menjadi calon presiden berasal dari kalangan pengusaha.
Kala itu Sofjan Wanandi meminta SBY maju menjadi capres tetapi dengan syarat wakil presiden harus berasal dari kalangan pengusaha.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024