Suara.com - Ketenagakerjaan Muh Hanif Dhakiri menyatakan akan mengkaji lebih lanjut usulan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mengurangi jam kerja bagi pekerja perempuan.
"Usulan itu adalah bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi yang akan datang. Itu Ide yang bagus karena pada prinsipnya beliau ini konsen pada masa depan anak-anak," kata Menaker di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Selasa (2/12/2014).
Dasar pertimbangannya, menurut Hanif, adalah karena anak-anak yang memiliki ibu sebagai pekerja atau perempuan karier memiliki waktu bersama yang relatif terbatas sehingga pertumbuhannya tidak terawasi oleh orangtua secara langsung.
Usulan Wapres adalah agar anak-anak bisa lebih dekat dengan ibunya dan para ibu memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengurusi atau mendidik anak-anaknya langsung sehingga tidak perlu terlalu sering diserahkan pada penitipan anak.
"Intinya kita akan memastikan masa depan dari anak-anak bisa benar dan ditentukan oleh kasih sayang seorang ibu. Kita coba akan kaji apa yang bisa kita lakukan untuk menyambungkan apa yang menjadi pikiran Wapres, karena itu bagus dan menarik," kata Hanif. Meski demikian, Hanif menegaskan usulan wapres itu bukan untuk melakukan diskriminasi kepada pekerja perempuan.
Lebih lanjut, Hanif menyebut dengan adanya pemberian hak khusus kepada perempuan, misalnya cuti haid, pengurangan jam kerja justru akan menjadikan perempuan sebagai "pekerja kelas satu".
"Kalau kita mendiskriminasi perempuan, mengapa ada cuti haid, itu diskriminasi dong. Justru jangan pakai itu, kita lihat ide besarnya. Ide besarnya ini kan bagaimana generasi muda ke depan bisa dididik langsung oleh ibunya. Ini kan gagasan bagus, pikiran bagus," ujar Menaker.
Pengurangan jam kerja diharapkan dapat memperingan beban bagi perempuan karena saat ini Hanif menyebut pekerja perempuan memiliki tugas yang lebih berat dibanding laki-laki.
Hanif menyebut perempuan bekerja sama kerasnya dengan laki-laki di lapangan, tetapi juga masih diberi beban mengurus anak.
"Istrinya dikasih beban lebih banyak oleh suaminya, jadi seharusnya suaminya yang lebih banyak mengurus anak. Tetapi kan di lapangan tidak begitu. Istrinya bekerja keras, tetapi tetap saja mengurus anak," kata Hanif.
Sebelumnya, Hanif sempat mengingatkan bahwa ada kemungkinan pengusaha akan menolak wacana pengurangan jam kerja tersebut karena dinilai akan merugikan.
Namun pemerintah disebutnya akan mengkaji kemungkinan untuk mewujudkan usulan Wapres Jusuf Kalla tersebut.(Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
30 Balasan Ucapan Selamat Natal 2025 untuk Teman Beda Agama, Jangan Cuma 'Makasih'!
-
8 Promo Minuman Spesial Hari Natal 2025: Ada Starbucks, Kopi Kenangan, Chatime, dan Point Coffe
-
26 Sepatu Lari Under Armour yang Diskon 80% di Sneakers Dept Khusus Natal dan Tahun Baru
-
13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
-
5 Kombinasi Terbaik Lipstik Ombre untuk Kulit Sawo Matang, Wajah Tampak Segar dan Cerah
-
5 Zodiak dengan Ramalan Terbaik di Hari Natal 25 Desember 2025
-
5 Alternatif Sepatu Slip-On Senyaman Skechers Go Walk, Harga Lebih Terjangkau
-
5 Sepatu Jalan Kaki Terbaik untuk Penderita Nyeri Sendi, Ada Brand Lokal Maupun Luar
-
7 Peeling Serum Ampuh untuk Pemula, Kulit Cerah Bebas Kusam Mulai dari Rp20 Ribuan!
-
5 Rekomendasi Parfum Pria Outdoor yang Segar dan Tahan Lama Buat Liburan