Suara.com - Presenter Nadya Mulya, mengaku syok saat anaknya sudah mengetahui istilah pacaran di usia ke 5 tahun. Bahkan anak sulungnya , Nadine yang saat ini masih duduk di kelas 2 SD telah berpacaran dengan teman sekelasnya.
"Saya pernah dipanggil gurunya karena anak saya pacaran. Yang TK malah udah mengaku bahwa dia punya pacar," kata Nadya Mulya di sela acara diskusi "Tingginya Tuntutan Pendidikan pada Anak" yang dihelat Oreo di Jakarta, Kamis (11/12/2014).
Menanggapi fenomena pubertas dini ini, psikolog anak, Efnie Indiranie mengatakan masa pubertas merupakan fase transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Di fase ini anak mengalami perubahan fisik, hormon, dan mental.
Secara umum, tanda awal pubertas yang normal mulai muncul pada anak perempuan usia 8-13 tahun, sedangkan pada anak laki-laki terjadi saat usia 9-14 tahun. Namun kini dengan semakin meningkatnya kemakmuran, masa pubertas datang lebih cepat. Dan menurutnya, ini adalah hal yang wajar. Asupan makanan yang bergizi oleh ibu hamil, ujarnya, bisa memicu perkembangan genetik pada anak.
"Sekarang kan zamannya para ibu sudah sadar untuk menjaga asupannya saat hamil. Sehingga pertumbuhan otak bayi yang dikandungnya pun lebih cepat," kata Efnie.
Efnie juga menyebut beberapa jenis makanan seperti daging yang dikonsumsi saat balita juga memiliki andil untuk merangsang hormon seks lebih cepat. Salah satu tanda pubertas dini pada anak adalah menyukai lawan jenis di usia yang terbilang dini yakni mulai 5 tahun. Selain itu, pada anak perempuan, pubertas dini juga ditandai dengan masa haid yang datang lebih cepat.
"Sekarang anak SD sudah ada yang haid. Ini merupakan suatu pertanda bahwa pubertas dini dialami oleh sebagian besar anak jaman sekarang. Nah, orangtua harus mendampingi anak untuk menjelaskan fase baru tersebut," lanjutnya.
Tapi menurut Efnie, ada cara yang bisa dilakukan untuk 'menunda' datangnya masa pubertas, yakni dengan mendorong anak untuk aktif melakukan aktivitas fisik alias berolahraga. Selain itu juga membatasi konsumsi makanan cepat saji.
"Olahraga memicu produksi hormon serotonin dan endorfin yang merupakan hormon pertumbuhan. Hormon ini akan membuat anak merasa riang dan bahagia. Aktivitas fisik pada anak juga menekan hormon seks," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Panduan Memilih Sepatu Terbaik di Wedding Season: Tampil Stylish Tanpa Mengorbankan Kenyamanan
-
Kulitmu Punya Cerita: Intip Pameran Seni 'Museum of Speaking Skin' yang Bikin Terpukau
-
5 Sepatu Lokal Mirip New Balance 574, Harga Cocok untuk Budget Terbatas
-
7 Moisturizer untuk Usia 40 Tahun ke Atas di Indomaret, Best Anti Aging!
-
Warna Lipstik Apa yang Cocok untuk Usia 60 Tahun? Ini 5 Produk Terbaik agar Tampak Muda
-
5 Pilihan Sunscreen untuk Tangan, Bantu Atasi Kulit Kering dan Keriput
-
7 Sunscreen Terbaik di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas
-
6 Pilihan Sepatu Lari Lokal Terbaik untuk Pria Usia 40 Tahun ke Atas
-
3 Shio Dapat Keberuntungan Melimpah 17-23 November 2025, Cek Hari Baikmu Mulai Besok!
-
5 Parfum Alternatif YSL Libre yang Lebih Murah dan Wanginya Mewah