Suara.com - Siapa yang tak mengenal Sinterklas? Pada momen Natal, Sinterklas selalu ditunggu-tunggu anak-anak di belahan dunia untuk mendapatkan kado Natal.
Digambarkan sebagai pria berjenggot putih, dengan kostum berwarna merah lengkap dengan topi, Sinterklas menaiki kereta kuda membagikan hadiah dari karung besarnya di tiap rumah.
Namun tahukah Anda bagaimana asal muasal sinterklas? Sebenarnya ada banyak versi mengenai awal mula keberadaan tokoh yang dermawan dan penyayang anak-anak ini.
Dikutip dari berbagai sumber sinterklaas diyakini hidup sejak tahun 271-343. Awalnya sang sinterklas merupakan seorang Uskup di Gereja Ortodoks, Myra, Yunani. Dikenal sebagai sosok pelindung, murah hati, Sinterklaas juga dianggap sebagai orang suci bagi umat kristiani.
Menurut legenda, Sinterklas adalah pelindung bagi orang yang berbuat baik dan sering membantu orang miskin yang memiliki gadis untuk dinikahkan dengan orang yang tepat.
Tak hanya itu, Sinterklas juga kerap meninggalkan hadiah dan uang dalam sepatu gadis-gadis miskin. Dari berbagai kebaikan yang telah diperbuatnya, Sinteklas pun dinobatkan sebagai 'Santo Pelindung Anak'.
Namun ada pula yang mengatakan bahwa Sinterklas berbeda dengan Santa Claus, meski keduanya memiliki karakter yang sama yaitu, sosok penyayang dan dermawan yang kerap memberi hadiah untuk anak-anak saat Natal tiba.
Konon Sinterklas lebih banyak menghabiskan waktunya di Spanyol, tidak seperti Santa claus yang menetap di kutub utara. Sinterklas juga bertugas mengawasi anak-anak yang nakal untuk memberi pelajaran, sedangkan anak yang baik akan diberi hadiah.
Dalam menjalankan tugasnya, Sinterklas dibantu oleh Black Pete, untuk mengambil semua hadiah dan memasukkannya dalam satu karung besar. Black Pete sendiri digambarkan sebagai sosok berkulit gelap dengan rambut keriting dan memakai lipstik merah.
Lalu mereka akan melakukan perjalanan di setiap kota di Eropa dengan kereta kuda. Tidak seperti Santa Claus yang menaiki kereta rusa dan menyelinap ke cerobong asap di tiap rumah pada saat malam Natal. Berbeda dengan Sinterklas yang justru datang sekitar pertengahan November dan mengakhiri pembagian hadiahnya pada 5 Desember.
Oleh karena itu, anak-anak di Eropa meninggalkan sepatu mereka dengan jerami di perapian setiap malam hingga 5 Desember. Mereka meyakini bahwa Sinterklas akan hadir memberi hadiah untuk mereka.
Jerami yang tersisa pun dijadikan makanan kuda Sinterklas setelah melalui perjalanan yang sangat panjang. Paginya, anak-anak mendapati sepatu mereka telah penuh dengan hadiah, serta tambahan kecil seperti permen, boneka kecil dan buku cerita lucu untuk menambah kegembiraan mereka di menyambut Natal.
Biasanya setelah ini diadakan pesta besar oleh keluarga anak-anak yang menerima hadiah sebagai perwujudan rasa syukur. Sinterklas di waktu siang juga bersosialisasi dengan masyarakat sekitar di kota-kota yang dikunjunginya dengan kereta kuda.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
Terkini
-
4 Serum Mengandung Retinal untuk Atasi Penuaan Dini, Hempas Kerutan dan Garis Halus
-
Apa Manfaat Air Mawar untuk Wajah? Ini 5 Merk Skincare yang Gunakannya
-
3 Zodiak Dapat Keajaiban Besar Mulai 26 November 2025: Kombinasi Rezeki dan Hoki
-
4 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Lavender yang Tahan Lama: Wearable, Wanginya Bikin Tenang
-
7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
-
Dari Hobi Menjadi Pembinaan: Tren Olahraga Multisport Rangkul Generasi Muda
-
5 Hair Tonic Penumbuh Rambut bagi Usia 30 Tahun ke Atas, Cegah Kebotakan Dini
-
6 Shio Banjir Keberuntungan Jelang Akhir 2025: Keuangan Membaik, Impian Terwujud
-
Dari Senja Jingga hingga Panggung Budaya: Inilah Alasan Sunset Pier Jadi Magnet Baru Wisata Jakarta
-
5 Rekomendasi Sunscreen untuk Kulit Kepala Pria Berambut Tipis, Anti Gosong