Suara.com - Sejumlah pemuda dari Jepang, Jerman, Prancis, Korea Selatan, dan Indonesia yang tergabung dalam Summer Work Camp, Sabtu (5/9/2015), mengajak para wisatawan di Candi Borobudur untuk melestarikan candi Buddha terbesar di dunia tersebut.
Sejumlah pemuda yang berada di jalan masuk Candi Borobudur itu memberitahu para wisatawan untuk benar-benar sopan dan santun dalam menikmati keindahan objek wisata peninggalan wangsa Syailendra tersebut.
Mereka berpakaian unik dengan mengenakan baju tradisional Jawa dan juga ada beberapa yang mengenakan baju Korea tersebut menyapa dan memberi pengarahan pada pengunjung untuk berperilaku santun selama menaiki candi.
Mereka membawa sejumlah poster, antara lain bertuliskan "No Littering", "Do Not Spit/No Lean", "Do Not Sit", "No Writing", dan "No Drawing". Mereka juga mengajak para wisatawan untuk berusaha tidak membuang sampah, meludah sembarangan, menduduki batu di candi peninggalan dinasti Syailendra.
Tristan, warga negara Prancis yang rela berdandan dengan pakaian tradisional Jawa tampak antusias memberi pengarahan pada pengunjung. Dengan bahasa Inggris yang sedikit kaku, dia berupaya untuk meyakinkan pengunjung bahwa merawat candi dan berperilaku santun selama berada di Candi Borobudur merupakan hal yang penting.
"Rasanya sedikit aneh mengenakan pakaian seperti ini. Kemudian melakukan atraksi kesenian dan mengkampanyekan pelestarian candi. Tetapi saya sangat menikmatinya," katanya.
Kenta Ueda (22), warga Jepang mengaku senang menjadi relawan yang mengkampanyekan sebuah peninggalan cagar budaya.
"Saya juga berupaya mengkampanyekan pelestarian cagar budaya degan menyanyikan lagu yang saya lafalkan dengan bahasa Jepang," katanya.
Camp Leader Summer Work Camp, Absari Hanifah mengatakan ada delapan orang yang terlibat dalam kegiatan kampanye ini yang berasal dari lima negara.
"Kegiatan ini ditujukan untuk kampanye pelestarian candi dan juga pameran kesenian dari lima negara. Kami ajak pengunjung agar jangan membuang sampah sembarangan. Kami juga membersihkan Candi Borobudur," katanya.
Menurut dia kegiatan tersebut dilakukan sejak sejak 27 Agustus hingga 9 September 2015. Para relawan tinggal di rumah penduduk lokal candi Borobudur. Guna mengkampanyekan hal-hal tersebut, pihaknya juga menggandeng Young Guardian Club. Summer Work Camp juga berkonsentrasi di berbagai isu seperti prostitusi, penyelamatan tanaman mangrove, hingga pelestarian cagar budaya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
Terkini
-
5 Rekomendasi Kulkas 2 Pintu Low Watt Terbaik In This Economy
-
Cara Cek PIP 2025 Termin 3 dengan Mudah, Sudah Cair atau Belum?
-
6 Sunscreen yang Tidak Bikin Makeup Crack, Hasil Lebih Halus dan Nyaman Seharian
-
7 Model Baju Natal Terbaru 2025, Timeless Tapi Bisa Dipakai Harian
-
5 Peeling Serum untuk Meratakan Warna Kulit, Hasilnya Mirip Perawatan di Klinik Kecantikan
-
5 Rekomendasi Film Terbaik Karya Rob Reiner, Ada Horor Psikologis
-
Profil Rob Reiner, Sutradara Stand by Me Tewas Dibunuh Anak Sendiri
-
Merayakan Keajaiban Natal dengan Cita Rasa Istimewa di Collage Pullman Jakarta Central Park
-
5 Rekomendasi Moisturizer Ceramide untuk Wanita Usia 50-an, Ampuh Perbaiki Skin Barrier
-
Dari Safari ke Laut: Nikmati Dua Wajah Indah Bali dalam Satu Perjalanan