Suara.com - Jalan-jalan ke Bali, bukan hanya tentang pantai ataupun pura. Beberapa tahun belakangan makin banyak wisata alam yang ditawarkan di Bali. Salah satunya adalah menyusuri kebun kopi di bukit Kintamani.
Kintamani, nama ini terdengar begitu eksotik. Dan rasa eksotik itu juga tercecap dalam perjalanan menyusuri jalan berliku menuju bukit Kintamani sebelum mencapai Gunung dan Danau Batur.
Ditemani hawa segar pegunungan dengan suhu udara berkisar 18 derajat celcius, mata saya tak bosan menikmati lanskap hijau di pinggir jalan. Kebun jeruk yang siap petik, dengan buahnya yang menguning. Hhhm, menggoda.
Di sela perjalanan itulah, kami mampir ke kebun kopi "Shanti" di Tampak Siring, Gianyar. Sepetak kebun yang teduh langsung menyambut kami dalam kunjungan itu. Made, pengelola yang bertugas hari itu, langsung menerangkan beberapa jenis tanaman yang tumbuh di sana.
Mulai dari tanaman coklat, serai, cengkeh bahkan buah nangka tak luput dari penjelasannya. Rombongan saya yang kebanyakan datang dari negara Eropa, tampak antusias mendengarkan penjelasan Made.
Tapi kami menyimpan pertanyaan yang sama, di mana kebun kopinya? Ternyata cerita kopi itu tersaji setelah episode kebun kecil ini.
Tak lama setelah melewati jalan berkelok, tersaji di depan kami sebuah kios yang menjual berbagai produk kopi dan minuman herbal. Tak ketinggalan, dapur tradisional untuk memproses kopi lengkap dengan musang binatang omnivora yang menghasilkan kopi luwak yang terkenal itu.
Selesai mendengarkan penjelasan singkat tentang proses produksi kopi secara tradisional, Made menuntun kami ke sebuah dangau yang menghadap langsung ke hamparan kebun kopi. Wangi bunga kopi yang sedang mekar menyapa hidung kami.
Tapi sensasi ini tak berlangsung lama, karena bau itu segera tergantikan oleh aroma aneka minuman herbal produksi lahan pertanian itu. Di atas nampan kecil, tersaji beberapa minuman herbal. Teh serai, jahe merah, kunyit asam, bajigur khas Bali atau kopi. Semua bisa dicoba, gratis!
I Wayan Suardana yang merintis usaha ini sejak beberapa tahun lalu, hanya menarik bayaran untuk secangkir kopi luwak. Harganya juga tak mahal di bawah Rp50 ribu per cangkir. Hhmm, menyesap kopi di tengah kebun kopi terasa begitu nikmat. Jadi cobalah mampir ke sini, jika kebetulan berkunjung ke Bali.
Berita Terkait
-
5 Alternatif Tempat Wisata Bali Viral selain Taman Wisata Luih, Hidden Gem yang Eksotik!
-
Dari Safari ke Laut: Nikmati Dua Wajah Indah Bali dalam Satu Perjalanan
-
Melanie Subono Sentil Keras Mason Elephant Park Bali: Gajah Ditunggangi dan Dijadikan Kanvas Lukis
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Bukan Cuma Teori, Ini Cara Kampus Menyiapkan Mahasiswa Masuk Dunia Kerja
-
5 Sunscreen yang Bikin Makeup Makin Flawless dan Nempel Seharian, Mulai Rp30 Ribuan!
-
ViaVia Jogja Rayakan Tiga Dekade, Hadirkan Pameran Seni Reuni 60 Seniman
-
11 Oleh-Oleh Khas Malang yang Unik dan Lezat, Bukan Cuma Keripik Apel
-
7 Rekomendasi Lipstik dengan Kandungan SPF 30, Bikin Bibir Lembap dan Berwarna
-
7 Basic Skincare Anti Aging Usia 40 Tahun ke Atas, Stop Flek Hitam dan Kulit Kendur
-
5 Rekomendasi Body Lotion dengan Kandungan Niacinamide, Ampuh Mencerahkan Kulit Kusam
-
7 Sepatu Recovery Run Lokal yang Nyaman, Kualitas Dunia Bebas Lari Tanpa Pegal!
-
6 Moisturizer untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Kunci Kulit Lembap dan Awet Muda
-
7 Rekomendasi Oleh-oleh Jogja Selain Gudeg dan Bakpia, Cocok Dibawa Pulang Saat Libur Nataru