Bagi orang Aceh, Keumamah merupakan jenis lauk pauk yang praktis dan mudah serta dapat diolah dengan berbagai bahan masakan khas Aceh lainnya, sehingga menimbulkan selera makan. Meski lahir di medan perang, namun kelestariannya terjaga hingga sekarang.
Lantas bagaimanakah masakan Keumamah tersebut. Salah seorang pemilik ikan olahan di perkampungan nelayan Pusong Lhokseumawe, Tgk. Rusli, mengatakan, bahwa ikan yang khusus diolah untuk Keumamah adalah ikan tongkol.
Ikan Tongkol yang masih segar, direbus hingga matang. Kemudian dibelah empat dan dibuang tulang serta kepalanya, selanjutnya baru dijemur di bawah matahari hingga beberapa hari.
"Jika semakin lama dijemur, maka kadar airnya akan semakin berkurang dan daging ikannya akan semakin keras, persis seperti kayu," ungkapnya.
Menurut Tgk. Rusli, jika sudah keras seperti kayu, maka untuk mengonsumsinya, badan ikan diiris tipis-tipis hasilnya seperti irisan kayu, direndam sebentar untuk melembutkan dagingnya, baru dimasak, ujarnya.
Sebutnya, permintaan ikan Keumamah, tinggi saat sedang sepi hasil tangkapan ikan nelayan. Alasannya, karena salah satu alternatif masyarakat untuk mencukupi gizi dari ikan, salah satunya dengan mengonsumsi ikan Keumamah tersebut yang diolah dengan berbagai jenis masakan.
"Bila sedang tidak musim ikan, karena sulitnya nelayan melaut atau berkurangnya hasil tangkapan ikan di laut, maka permintaan ikan Keumamah tersebut, lebih tinggi dari biasanya," ungkap pemilik pengolahan ikan asin di Lhokseumawe itu.
Begitu juga sebaliknya, jika sedang banyak hasil tangkapan ikan oleh nelayan, maka tingkat permintaan ikan keumamah juga menurun. Akan tetapi, menurut penuturan pemilik usaha pengolahan ikan tersebut, bahan baku untuk Ikan Keumamah lebih mudah didapatkan jika sedang musim ikan, terutama untuk jenis ikan tongkol.
"Jika sedang musim ikan tongkol, maka banyak jenis ikan tersebut diolah dijadikan ikan keumamah. Selanjutnya setelah diproses dijual ke pasar kepada pedagang ikan asin," ucapnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Singgung Ikan Asin, Farhat Abbas Dilaporkan Pablo Benua Pencemaran Nama Baik
-
Menyantap Makanan Tradisional Khas Jambi di Pondok Pindang Rawas
-
Hadir Lagi, Yuk! Ke Kampoeng Tempo Doeloe dengan Promo BRI
-
Koi Pla, Kudapan Tradisional Mematikan dari Mekong yang Renggut 20.000 Nyawa per Tahun
-
UMKM Kabupaten Lebak Jadikan Makanan Tradisional Andalan Bisnis, Raup Cuan Miliaran Rupiah
Terpopuler
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
4 Parfum Aroma Aqua yang Segar dan Maskulin: Pilihan Wangi Bersih untuk Pria Aktif
-
6 Minyak Rambut Terbaik untuk Pria Rambut Kering: Bikin Lembap, Wangi dan Anti Kusut
-
5 Bedak Non-Comedogenic di Bawah Rp100 Ribu: Kulit Bebas Komedo dan Tetap Ringan Seharian
-
Pendidikan Glory Lamria, Disebut Nikmati Fasilitas Mewah saat Sambut Prabowo di New York
-
5 Sepatu Jalan Kaki Terbaik: Dijamin Tetap Nyaman Walau Dipakai Seharian
-
Profil dan Rekam Jejak Aimee Song: dari Blogger Mode Jadi Mega Influencer
-
7 Pilihan Serum Anti Aging Terbaik untuk Usia 50 Tahun, Buat Kulit Kencang
-
Beda Pendidikan Gibran Vs Subhan Palal yang Gugat Ijazah Wapres
-
10 Rekomendasi Makanan Saat Hujan yang Bikin Tubuh Hangat dan Kenyang
-
5 Universitas Terbaik di Singapura: Kampus Gibran Masuk Peringkat Berapa?