Suara.com - Apa yang Anda rasakan sesaat setelah Anda memegang posisi sebagai pemimpin? Excited, bersemangat, bangga berbaur jadi satu. Namun diantara campuran perasaan itu, mungkin terselip juga sedikit rasa khawatir dan berbagai pertanyaan.
Apa yang harus dilakukan untuk jadi pemimpin yang hebat dan dihormati karena memang kompeten untuk memimpin dan mengayomi anak buahnya? Apa yang dibutuhkan untuk mengemban tanggung jawab baru ini?
Banyak nasehat yang diberikan para senior untuk para penerusnya. Beberapa diantaranya mungkin bisa diterapkan secara general, namun ada pula hal-hal yang membutuhkan hal spesifik dan khusus sesuai dengan nature dan budaya tim Anda.
Bercermin kepada pemimpin sebelumnya juga salah satu jalan, namun apakah Anda memiliki kepribadian yang sama dengan beliau? Bekerja dan memimpin dengan mengabaikan kepribadian sendiri sama saja dengan bekerja di bawah bayang-bayang orang lain.
Ada beberapa "jangan" yang bisa membantu Anda menjalankan tanggung jawab sebagai seorang pemimpin, menurut CEO Karirpad, Chandra Ming.
1.Jangan berhenti untuk mematangkan karakter
Inilah salah satu asset berharga yang akan membantu menjalankan tugas sebagai pemimpin, termasuk untuk memperoleh respek dari anak buahnya. Hal ini bisa ditandai dengan karisma yang dimiliki, mampu menjaga perilaku, emosi dan bersedia untuk terus meningkatkan intelegensia.
Teruslah untuk berusaha mematangkan karakter Anda. Ambil pelajaran dari pengalaman sendiri dan orang lain, termasuk pemimpin Anda terdahulu. Tentunya selama terbukti efektif diaplikasikan dengan tim Anda sekarang. Perhatikan cara Anda menyelesaikan masalah dan krisis, ingatlah untuk selalu berpegang pada prinsip yang Anda anut, namun jangan lupa untuk menjadi fleksibel selama tidak membuat Anda jadi bermuka dua dan jadi orang yang tidak memiliki pendirian.
2. Jangan main tebak-tebakan dengan anggota tim Anda
Akan sulit bagi mereka untuk bekerja jika instruksi dan ekspektasi Anda tidak disampaikan dengan jelas. Pastikan untuk check and recheck pemahaman mereka akan instruksi dan harapan serta standar kerja dari Anda.
Jika karyawan tersebut sudah berpengalaman biarkan mereka menjalankan tanggung jawab dengan cara mereka sendiri selama tidak melanggar kode etik perusahaan dan kemanusiaan. Namun jika dibutuhkan, selalu siaplah untuk memberikan saran tentang cara menjalankan tanggung jawab pekerjaan.
3. Jangan berusaha untuk mengubah tim
Setiap anggota telah memiliki cara kerja dan gaya sendiri untuk menyelesaikan tugas kerja. Sekalipun Anda merasa strategi mereka sudah seharusnya diganti, tahanlah keinginan untuk mengkritik dan merombak gaya mereka. Selama hasil yang diberikan sesuai dengan target, biarkan tim Anda menjalankan tanggung jawab mereka dengan cara yang dirasa paling nyaman.
Namun Anda harus selalu siap saat masing anggota meminta saran dari Anda atau saat kinerja dan target mereka tidak sesuai harapan. Membiarkan mereka dengan caranya sendiri bukan berarti Anda tidak tahu detail pekerjaan mereka.
4. Jangan mengambil semua pujian
Saat target terpenuhi bahkan terlampaui, saat Anda menerima pujian karena kesuksesan memimpin tim, pastikan untuk membagi setiap sanjungan kepada anggota tim. Tunjukkan bahwa kesuksesan Anda tidak berarti tanpa kerja keras semua anggota tim. Ucapkan terima kasih kepada mereka atas kerja keras dan loyalitas yang diberikan. Jika memungkinkan jangan segan untuk membagikan bonus selama sesuai dengan prestasi kerja.
5. Jangan cuma bicara
Daripada selalu menggunakan kata-kata untuk ‘menggeber’ semangat kerja, tunjukkan dengan melakukan tindakan yang nyata. Mulailah dengan hal sederhana seperti mematuhi peraturan kantor untuk datang tepat waktu, tidak perhitungan dengan jam kerja saat harus mengejar tenggat, bersedia untuk terus mengupgrade diri, terbuka terhadap pendapat orang lain dan perubahan.
6. Jangan gampang "meledak”
Tidak selamanya pekerjaan Anda menyenangkan. Akan ada saat Anda ingin ‘meledak’ karena emosi dan marah. Ketika saat itu tiba cobalah untuk menahan diri untuk tidak memuntahkannya saat itu juga. Ingatlah bahwa respek dari anak buah dengan mudah bisa hilang saat melihat atasannya kehilangan kendali atas emosinya di depan umum.
Published by Karirpad.com |
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
5 Fakta Musala Pondok Pesantren Al Khoziny Ambruk: Telan Korban Jiwa, Belum Punya IMB?
-
Tidur Nyaman dan Sehat: Vacuum Springbed Jadi Solusi Praktis untuk Hidup Urban
-
Seragam Korpri untuk PPPK Paruh Waktu: Regulasi, Hak, dan Kewajiban Pegawai
-
5 Fakta Wali Murid Sekolah Elit Al Izzah Serang Tolak Makan Bergizi Gratis (MBG)
-
Mengintip Kekayaan Sabrina Chairunnisa, Rumah Tangga dengan Deddy Corbuzier Diisukan Retak
-
4 Rekomendasi Moisturizer untuk Meredakan Jerawat: Tidak Lengket, Bikin Kulit Sehat
-
Latar Belakang Keluarga Sabrina Chairunnisa, Ortu Sempat Tak Restui dengan Deddy Corbuzier
-
6 Prompt Gemini AI Tema Ulang Tahun: Estetik, Hasil Nyata dalam 5 Detik
-
50 Ucapan Hari Batik 2 Oktober 2025 untuk Berbagai Generasi, Langsung Share ke Medsos!
-
Sejarah Ponpes Al Khoziny, Bangunan Musala Ambruk saat Santri Salat Ashar