Suara.com - Meski baru wacana, penerapan sekolah seharian atau full day school telah memicu pro-kontra. Tak sedikit yang menentang tambahan jam belajar anak sekolah hingga pukul 17.00 seperti yang dilontarkan Mendikbud Muhadjir Effendy beberapa waktu lalu.
Banyak yang berpendapat bahwa wacana mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu bisa membuat anak stres dan kelelahan. Tapi ada juga orangtua yang tak masalah jika wacana tersebut diujicobakan.
Menanggapi hal ini, pemerhati pendidikan anak usia dini, Zita Anjani, MSc. mengingatkan bahwa sekolah bukanlah satu-satunya tempat anak menimba ilmu. Makna pendidikan, seyogyanya kata dia, adalah "kehidupan bagi manusia".
"Pendidikan menyeluruh yang diterima anak, tak hanya datang dari sekolah, tapi juga orang tua dan lingkungan di sekitarnya. Seluruh komponen ini harus paham dan bersinergi untuk menciptakan bibit-bibit unggul penerus bangsa," ujar Zita ketika dihubungi Suara.com, Jumat (12/8/2016).
Pendiri Kids Republic ini juga menyatakan bahwa wacana penambahan jam sekolah menjadi "full day" bukanlah jawaban yang tepat untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berakhlak dan berkualitas.
Menurutnya pendidikan hanya akan bermakna bagi anak jika metode yang digunakan tepat dan bukan bersifat pemaksaan.
"Metode pendidikan harus menghargai anak sebagai layaknya manusia. Mendengarkan pendapat, menerima perbedaan, mengerti ilmu tumbuh kembang anak, dua arah dan memberikan kesempatan untuk anak bisa bereksplorasi dan berinovasi," imbuhnya.
Sayangnya, kata dia, metode pendidikan yang diterapkan di Indonesia masih satu arah, berbasis hafalan bukan pengertian, berbasis calistung bukan eksplorasi langsung, dan metode yang mengutamakan kuriukulum dan guru, bukan pada pengertian bahwa setiap anak adalah individu yang unik dan berbeda.
"Untuk itu wacana 'full day school' perlu ditinjau kembali. Karena untuk mengerti sebuah mesin, alangkah baiknya apabila kita mengerti software dan perangkat lunaknya dahulu. Begitupun dengan manusia, alangkah lebih baik mendidik anak apabila kita paham mengenai ilmu tumbuh kembang anak," pungkasnya.
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Siapa yang Berhak Pakai Strobo dan Sirine di Jalan? Ini Kendaraan yang Diizinkan
-
Bebas Drama Bocor dan Boros: Solusi Pintar untuk Sistem Air di Rumah Modern
-
Berapa Gaji AKP Hafiz Prasetia Akbar? Menantu Jenderal Andika Perkasa Jadi Kapolsek Geger
-
6 Cushion untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Full Coverage dan Mengandung Skincare
-
5 Prompt Foto Photobox Bareng Pasangan di Gemini AI agar Realistis, Lengkap Cara Buatnya
-
5 Zodiak Ini Diramal Paling Beruntung 23 September: Rezeki, Romansa dan Peluang Besar Menanti
-
Festival Teater Indonesia 2025: Panggung Kolaborasi Teater Lintas Pulau Siap Guncang Indonesia!
-
Ramalan Zodiak Minggu Ini 22-28 September 2025: Energi Baru, Tantangan dan Peluang
-
Profil dan Pendidikan Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton yang Tak Ngantor Sebulan
-
Rincian Harta Kekayaan Kakanwil Kemenag NTB Zamroni Aziz, Bisa Tembus Rp5,5 Miliar Jika Tidak Utang