Suara.com - Hidup di kota besar seperti Jakarta, sudah harus siap menanggung risiko stres. Bagaimana tidak, jalanan macet dan tuntutan pekerjaan yang tak kenal waktu jadi hal yang harus dihadapi masyarakat urban sehari-hari.
Wajar jika banyak kaum urban yang memilih untuk lari dari keruwetan kota dengan berlibur atau melakukan hal-hal yang dapat menurunkan stres. Seperti yang dilakukan komunitas meditasi di Jakarta, yang bernama Tergar ini.
Pengurus Komunitas Tergar Indonesia Linda Wijaya mengatakan, banyak orang mengenal meditasi hanya bisa dilakukan di tempat yang tenang dan membutuhkan konsentrasi berjam-jam lamanya. Padahal meditasi sejatinya bisa dilakukan dimanapun, kapanpun dalam kondisi apapun.
Ini pulalah yang mendasari dirinya dan pengurus Tergar lainnya untuk mendirikan komunitas yang diketuai oleh guru meditasi asal pegunungan Himalaya, Yongey Mingyur Rinpoche sejak 2011.
"Kita melihat kebutuhan dari beberapa anggota yayasan kami untuk belajar meditasi. Kebetulan kami sangat percaya dengan karma baik. Begitu mengenal Mingyur Rinpoche, kami percaya beliau adalah guru yang bisa mengajar meditasi yang bisa diaplikasikan pada masyarakat zaman modern sekarang ini," ujar Linda saat ditemui di Tergar Center, bilangan Daan Mogot, Jakarta Barat, belum lama ini.
Sebelum bergabung dalam komunitas meditasi ini, ia kerap mengalami insomnia karena beban pikiran yang banyak atas permasalahan sehari-hari. Linda pun berusaha mencari obat untuk meredakan permasalahan yang menurunkan kualitas hidupnya.
"Bertemulah saya dengan mahaguru yang selalu memancarkan kebahagiaan. Saya tidak mudah marah dengan orang di sekeliling dan bahkan sistem imunitas saya kebal, karena tak pernah lagi sakit-sakitan," tambah dia.
Bermula dari Kisah Hidup Biksu Rinpoche
Linda mengisahkan, Rinpoche adalah seorang biksu yang lahir pada 1975. Ia mendalami meditasi sejak usia anak-anak, tepatnya saat berusia 9 tahun.
Kepribadiannya yang tenang dan damai ini membuatnya dijuluki sebagai 'The Happiest Man on Earth'. Baru-baru ini bahkan, Rinpoche baru pulang dari retret di balik Pegunungan Himalaya selama 4.5 tahun, tanpa membawa barang-barang duniawi.
Dalam kesempatan yang sama, Rinpoche mengatakan bahwa perjalanannya menjadi pakar meditasi berawal dari perasaan gelisah dan khawatir yang sering dialaminya sejak kecil. Kegelisahan yang mengganggu inilah, sehingga mendorong Mingyur Rinpoche mendalami praktik meditasi.
Melalui praktik meditasi yang tekun dan didasari pengalaman, Rinpoche berhasil mengubah rasa cemas berlebih, menjadi bekal untuk membantu orang lain mengatasi kondisi yang sulit serta menuntunnya menjadi seorang Mahaguru yang ceria.
Ia pun mendirikan komunitas Tergar di Kathmandu, Nepal yang akhirnya menjalar hingga ke negara lain termasuk Indonesia. Di Indonesia, anggota Komunitas Tergar telah mencapai 2800 orang.
Melatih Sistem Pernapasan
Pada prinsinpnya, lanjut Rinpoche, meditasi adalah melatih sistem pernapasan, seperti menarik dan membuang napas. Namun dilakukan dengan lebih rileks dan Anda harus menghitung berapa kali jumlah napas selama hitungan tertentu.
"Ketika kita fokus menghitung jumlah napas, maka pikiran yang bersliweran akan hilang dengan sendirinya. Karena pada dasarnya meditasi bukan menghilangkan isi pikiran kita," tambah dia.
Rinpoche menambahkan, meditasi yang rutin dan berkualitas akan mendatangkan manfaat bagi pelakunya. Antara lain, meningkatkan fungsi otak yang berperan memproduksi hormon bahagia sekaligus meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Dan hal itu telah dirasakan oleh Linda dan anggota komunitas Tergar lainnya.
Anggota komunitas Tergar rutin mengadakan kegiatan meditasi pada minggu pertama setiap bulan selama dua hari, yakni Sabtu-Minggu. Pada pertemuan ini, anggota akan diajarkan 10 teknik meditasi yang berhubungan langsung dengan aktivitas sehari-hari.
"Dewasa hingga anak-anak boleh bergabung, asalkan bisa keep awereness dan mengikuti jalannya acara dengan baik. Bahkan untuk lansia yang sudah tidak bisa duduk bersila, kita sediakan bangku untuk duduk," sambung Linda.
Jika Anda tertarik untuk belajar meditasi dari pakarnya langsung, bisa mendaftar melalui akun sosial media mereka di Tergar Jakarta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Masakan Lebih Creamy dan Lezat, Rahasianya Ada di Jenis Susu yang Dipilih!
-
Tanggal Merah November 2025 Apakah Ada? Ini Daftar Hari Besar Nasional dan Liburnya
-
Ditangkap dalam OTT KPK, Segini Total Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid
-
7 Rekomendasi Sepatu Terbaik 2025 untuk Pelari Kaki Lebar dari Brand Lokal hingga Luar
-
Adu Pesona Raisa dan Sabrina Alatas: Diva Pop Vs Chef Muda yang Tengah Jadi Sorotan
-
Gen Z Malaysia Jatuh Cinta pada Indonesia: Rahasia Promosi Wisata yang Tak Terduga!
-
Profil Gubernur Riau Abdul Wahid yang Ditangkap KPK: Latar Belakang, Pendidikan dan Karier Politik
-
Penampakan Future House yang Diduga Disiapkan Hamish Daud dan Sabrina Alatas
-
5 Sunscreen dengan Kandungan Zinc Oxide untuk Samarkan Flek Hitam dan Bekas Jerawat
-
4th IICF 2025 Sukses Pertemukan 12 Negara, "Semarak Nandak Ondel-Ondel Betawi" Pecahkan Rekor MURI