Suara.com - "Rakyat sehat, negara kuat. Bagaimana rakyat sehat kalau tidak ada dokter?" Pertanyaan ini tidak hanya terlontar dari mulut seorang dokter bernama Lie A. Dharmawan, tapi dia sekaligus menjawabnya dengan gerakan nyata melalui doctorSHARE (Yayasan Dokter Peduli).
Ya, mungkin nama Lie tak sepopuler pejabat negeri yang gemar mondar mandir mencari perhatian masyarakat. Namun jasanya dalam menyelamatkan nyawa masyarakat di pelosok negeri tak perlu diragukan lain. Melalui doctorSHARE, sosok yang kerap dijuluki "dokter gila" ini juga menggagas terobosan dalam pelayanan kesehatan di tanah air: Rumah Sakit Apung dan Dokter Terbang.
"Saya teringat pesan ibu saya. Dia mengatakan, 'Lie, kalau kamu menjadi seorang dokter, jangan mengambil duit yang banyak, jangan mengambil duit orang miskin. Mereka akan membayar, tapi di rumah menangis karena tidak ada uang untuk membeli beras," ujar Lie di sela-sela peluncuran buku 'Dokter di Jalan Kemanusiaan: Biografi Lie A. Dharmawan' di Jakarta, Sabtu (21/4/2018).
Lie mengatakan, ada dua pilar atau fondasi utama perjuangannya sebagai dokter kemanusiaan yakni iman dan nasionalisme. Kekuatan iman menjadi penuntun di tengah kesulitan dan situasi buruk. Nasionalisme adalah pilar yang dihidupi Lie sebagai orang yang terlahir di Indonesia dengan komitmen mengabdikan diri seutuhnya bagi bangsanya.
Perjuangan Lie dalam melayani masyarakat dituangkannya dalam buku biografi yang ditulis oleh Sylvie Tanaga dan Basilius Triharyanto. Gaya bahasanya disesuaikan untuk generasi muda, dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dalam bidang apapun yang sedang digeluti.
“Kami menulis buku ini bukan untuk mengagungkan figur Lie sebagai seorang pahlawan from zero to hero, melainkan menceritakan sosoknya yang teguh berjuang di jalan kemanusiaan," ujar Sylvie Tanaga dan Basilius Triharyanto.
Aktivisme Lie seakan tak pernah redup. Walau tengah didera penyakit pada usianya yang lebih dari 70 tahun, Lie melalui doctorSHARE terus melayani kesehatan di berbagai daerah terpencil.
"Penyakit tak akan menghentikan saya. Saya tidak akan mati karena penyakit, tapi karena usia. Sampai tarikan napas terakhir, saya akan tetap melayani sesama,” ujar Lie.
Buku yang berisi perjuangan dokter Lie A. Dharmawan setebal 225 halaman ini bisa Anda dapatkan di toko buku Gramedia di kota-kota Anda.
Baca Juga: Foto Jokowi di Sertifikat, Roy Suryo: Ibarat Main Bola, Offside
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Besok Hari Keberuntungan! Ini 5 Shio Paling Hoki pada 22 Oktober 2025
-
Live Host: Profesi Booming di Era Digital Indonesia, Menjadi Kunci Penguatan Ekonomi E-Commerce
-
Hari Santri 22 Oktober, Ini 15 Ulama NU dan Muhammadiyah yang Jadi Pahlawan Nasional
-
Koleksi Terbaru Bertema Toy Story dan Zootopia Hadirkan Nostalgia dan Semangat Petualangan
-
7 Pilihan Serum Murah untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia 40-an, Mulai Rp20 Ribuan
-
Safrie Terduga Selingkuhan Jule Kuliah di Mana? Muncul Kabar Di-DO usai Kena Skandal
-
10 Ucapan Selamat Hari Santri dalam Bahasa Arab yang Kaya Makna
-
Berapa Biaya Masuk Ponpes Gontor? Kegiatan Santrinya Tuai Pujian di Tengah Huru-hara Trans7
-
Pose Mesra dengan Nikita Willy, Indra Priawan Santai Pakai Jam Tangan Rp9 M!
-
Siapa Pencetus Hari Santri? Ini Asal-usul dan Alasan Dipilih Tanggal 22 Oktober