Sebenarnya Tara tahu, risiko menjadi SPG bisa lebih buruk dari sekadar dipandang-pandang dan dirayu. Di lingkungan sesama SPG, ada banyak teman Tara yang awalnya bekerja ‘lurus’ namun akhirnya berbelok sambil mencari tambahan. Sebab, memang banyak tawaran dan iming-iming hidup mewah dari pelanggan.
“Bagi yang suka atau tidak kuat digoda, banyak juga yang mau dipegang-pegang, diajak jalan, check-in setelah event. Karena itu sudah menjadi urusan masing-masing. Agensi atau supervisor kami tidak ikut campur. Bahkan untuk SPG yang sudah senior, gaya hidup mereka lebih highend daripada pekerja kantoran. Semua karena ditopang pelanggan, bisa lebih dari satu malah,” ungkapanya.
Tara menyayangkan, tak ada pengawasan dan perlindungan terhadap pekerjaan honorer seperti SPG. Padahal dunia SPG sangat rentan eksploitasi fisik dan pelecehan seksual. Baik secara fisik, verbal, dan psikis.
Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2016, jumlah total buruh/karyawan/pegawai dari 17 sektor pekerjaan sebanyak 45,8 juta orang, yang terdiri dari 29,3 juta laki-laki dan 16,4 juta perempuan. Tiga sektor pekerjaan yang didominasi perempuan antara lain Jasa Pendidikan 61,1 persen, Jasa lain 62,4 persen dan jasa kesehatan dan sosial 67,9 persen. Sisanya, mengisi sektor pekerjaan yang kurang memiliki prestise dan tuntutan ketrampilan khusus. Pekerjaan perempuan sebagai Sales Promotion Girls (SPG) rokok dan minuman merupakan salah satu contoh.
Profesi di bidang promosi ini memang lekat dengan kesan hanya mengandalkan modal fisik semata. Dengan alasan tuntutan pekerjaan, tidak jarang mereka harus berpakaian minim dan dandanan menor untuk menarik banyak pembeli dari pangsa pasar yang sebagian besar berjenis kelamin laki-laki. Pekerjaan dan penampilan mereka tidak jarang mengundang resiko pelecehan.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Trades Union Congress (TUC), sebuah federasi serikat pekerja di Inggris dan Wales, yang mewakili mayoritas serikat pekerja mengungkap, lebih dari 50% karyawan perempuan dilecehkan secara seksual di tempat kerja. Kebanyakan dari para perempuan korban pelecehan tersebut mengaku tidak melaporkan kejadian yang mereka alami. Lewat survei yang dilakukan pada 1.500 wanita ditemukan ada dua bentuk pelecehan seksual yang dialami para perempuan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Ramalan Shio Besok 22 Desember 2025, Siapa yang Paling Hoki di Awal Pekan?
-
5 Ide Kejutan dan Hadiah untuk Hari Ibu meski Merantau: Bermakna serta Penuh Cinta
-
5 Zodiak Diprediksi Banjir Rezeki di Tahun 2026, Keuangan Makin Lancar!
-
Darurat Polusi Udara: Bau Menyengat Rorotan Ancam Kesehatan Anak Sekolah, Apa Solusinya?
-
Cetak Sejarah di SEA Games 2025, Ini Sosok di Balik Prestasi Atlet Triathlon DKI
-
Tren Warna Rambut Terbaru: Gaya Personal Kini Jadi Andalan
-
Bolehkah Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Senin Kamis Digabung? Cek Dulu Hukumnya
-
5 Pilihan Bedak Padat dengan Kandungan Niacinamide, Waterproof Tahan Lama
-
20 Kata-Kata Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Ungkapan Cinta Tak Terbatas untuk Ibu
-
Mengintip Kemewahan Amankila Bali, Berapa Harga Menginap Per Malam?