Lifestyle / Food & Travel
Minggu, 16 September 2018 | 15:00 WIB
Festival Pesona Moyo 2018. (Dok: Kemenpar)

Taufik menambahkan, interaksi yang ada bukan sekadar memberikan hiburan bagi wisatawan, tapi juga sebagai media promosi yang efektif. Mereka akan menceritakan ini sekembalinya ke negara mereka. Bahkan mereka pun akan memposting ini di media sosial.

"Bayangkan efek dominonya. Turis akan semakin tertarik datang, karena saat ini, wisatawan berwisata bukan sekadar liburan saja, tapi juga mencari pengalaman. Ini harus dicontoh oleh daerah lainnya," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Area II Regional III Kemenpar, Hendry Noviardi mengatakan, sajian berkelas disuguhkan Festival Pesona Moyo 2018. Semua mengupas tuntas kekayaan adat Sumbawa, mulai dari Karnaval Pesisiran, pertunjukan seni tradisional seperti Sakeco, Saketa dan Bagero.

Ada juga pacuan kuda tradisional, Jelajah Alam Pulau Moyo, Ritual Melala Satu Muharam, Balap Sampan, Gebyar Pesta Jagung dan Rantok 1000 Denek, dan masih banyak yang lainnya, hingga penutupan pada 23 September 2018.

"Jadi mumpung masih ada waktu, silakan ke Festival Pesona Moyo 2018. Rasakan sensasi berbeda dari setiap suguhannya. Sekaligus memperkaya khasanah budaya kita," ujarnya.

Load More