Suara.com - Awal tahun 2019, tagar #10YearsChallenge meramaikan media sosial dan membuat para pengguna di seluruh dunia mengunggah foto perubahan diri dalam kurun waktu satu dekade. Tren viral 10 Years Challenge ini ternyata juga dimanfaatkan oleh para aktivis dan organisasi peduli lingkungan di seluruh dunia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perubahan lingkungan dan iklim akibat pemanasan global selama 10 tahun terakhir.
Salah satunya adalah unggahan #10YearsChallenge seniman Kunto Aji. Musisi yang satu ini mengunggah foto telah mencairnya gunung es dari tahun 2008 sampai 2018, akibat dampak dari perubahan pemanasan global.
Laporan Khusus tentang Pemanasan Global 1,5° C (Special Report on Global Warming of 1,5° C) yang dirilis Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memeringatkan jika pemanasan global melebihi 1,5°C, akan berdampak buruk pada bencana alam, peningkatan permukaan air laut, kemiskinan, ekosistem makhluk hidup, bahkan ketahanan pangan di berbagai belahan dunia.
Living Planet Index yang meneliti lebih dari 4.000 spesies di dunia juga merilis Living Planet Report 2019, dan statistik utama dari laporan ini menunjukkan kepunahan spesies rata-rata 60% antara tahun 1970 dan 2014, yang berarti bahwa, rata-rata, populasi hewan pada tahun 2014 telah mengalami penurunan lebih dari setengah populasi mereka pada tahun 1970.
Indonesia pun menjadi negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Peningkatan curah hujan dan bahkan beberapa wilayah di Indonesia mengalami dampak yang ekstrim saat ini.
Salah satunya adalah banjir di Sulawesi Selatan baru-baru ini yang merendam 78 desa di 52 kecamatan yang tersebar di 10 kota dan kabupaten. Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan bahwa bencana banjir dan longsor tahun ini merupakan yang terburuk selama 10 tahun terakhir.
Melihat kondisi tersebut, Wirahadi Suryana, Direktur Zurich Insurance Indonesia mengatakan sudah waktunya cara pandang kita berubah. Semua pihak perlu terlibat dalam kontribusi nyata untuk menangani dampak yang muncul dan menyikapi perubahan iklim supaya tidak semakin parah.
Wira pun memaparkan bahwa setiap individu dapat terlibat aktif dalam melakukan berbagai upaya untuk mengurangi risiko banjir.
Menjaga lingkungan adalah hal mendasar dan terpenting karena ini bagian dari mitigasi yang dapat kita lakukan. Mulai dari pengurangan limbah dan sampah, memperbanyak tanaman hijau dan area resapan di sekitar rumah. Kita dapat mulai dengan menghindari pemakaian kantong plastik, menggunakan sedotan stainless steel yang dapat digunakan berkali-kali, menghemat penggunaan air bersih untuk mengurangi limbah.” jelas Wira melalui siaran pers yang diterima Suara.com.
Baca Juga: Jokowi Ambil Kesempatan Klarifikasi Isu di Debat Pilpres Kedua Besok
Mitigasi bencana dan manajemen risiko patut dilakukan untuk mencegah tingginya kerugian yang muncul dari perubahan iklim.
“Edukasi terkait dengan manajemen risiko dari bencana alam juga patut digalakkan oleh pihak-pihak terkait, apalagi mengingat bahwa saat ini biaya pemulihan dapat mencapai hampir 9 kali lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan untuk pencegahan," lanjutnya.
Rencana perlindungan yang matang juga menjadi keharusan bagi individu masa kini, karena bencana alam tidak dapat diprediksi waktu kejadiannya.
“Selain perlindungan mendasar seperti proteksi jiwa, kepemilikan asuransi aset juga menjadi urgen, termasuk perlindungan terhadap properti dan kendaraan bermotor untuk mengantisipasi kerugian akibat bencana alam, seperti banjir, angin kencang, serta badai dan petir,” tutup Wira.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
6 Sunscreen Mengandung Vitamin C untuk Lawan Penuaan Dini, Kulit Auto Glowing!
-
Berapa Biaya Nginap di Plataran Bromo? Wisata Lokal Rasa Luar Negeri ala Nikita Willy
-
Inilah 3 Zodiak Paling Beruntung 26 Oktober 2025, Kamu Salah Satunya?
-
Padel dan Gaya Hidup Urban: Kolaborasi Unik Hadirkan Destinasi Baru di Gading Serpong
-
Kapan Musim Rambutan Datang? Viral Cuitan Tahun 2025 Belum Makan Rambutan
-
Styles Asikfest 2025: Rayakan Kreativitas dan Gaya Hidup Kekinian di Satu Festival Seru
-
5 Shio Paling Beruntung Minggu, 26 Oktober 2025: Siap-Siap Dapat Rezeki Nomplok!
-
Kolaborasi dan Musik Jadi Satu: Hearts2Hearts Bikin Jingle Iklan Shopee 11.11 Big Sale Makin Meriah
-
7 Sepatu Running Nyaman Alternatif Adidas dan Nike: Cocok untuk Wanita Dewasa Muda, Anti Pegal
-
Perbedaan Sunscreen Implora SPF 30 dan SPF 40: Apa Jenisnya dan Mana yang Cocok untuk Kulitmu?