Suara.com - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung terus berbenah pasca dilanda bencana alam tsunami pada 22 Desember 2018. Delapan bulan setelah bencana, kawasan wisata yang terletak di Cikadu, Pandeglang, Banten itu mulai kembali bangkit.
Direktur Operasional PT Banten West Java (BWJ) Kunto Wijoyo menjelaskan jika kawasan pariwisata yang dikelolanya tengah berusaha bangkit. Saat ini proses recovery telah berlangsung sekitar 60 persen.
"Pasca tsunami 22 Desember 2018 lalu hingga saat ini, berdasarkan data, kami sudah berhasil me-recovery hampir 50-60 persen," ujar Kunto Wijoyo kepada Suara.com di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Jumat (16/8/2019).
"Jadi cukup signifikan. Jadi, menandakan bahwa kepercayaan masyarakat mulai pulih. Kita harapkan kita bisa kembali seperti sebelumnya," sambungnya.
Menurut Kunto, aspek yang saat ini paling menantang bagi pihaknya adalah mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk kembali mampir ke KEK Tanjung Lesung.
Sebagaimana diketahui, bencana tsunami yang menghantam wilayah di sekitaran Selat Sunda itu membuat intensitas wisatawan yang mengunjungi Tanjung Lesung menurun drastis.
"Dari kami semua infrastrukur tak ada masalah. Hanya tinggal satu yang masih belum, yakni kepercayaan. Bagaimana memulihkan kepercayaan bahwa wisata di Pantai Tanjung Lesung dan seluruh Selat Sunda aman," beber Kunto.
Volume Kunjungan Wisatawan Berangsur Naik
Baca Juga: HUT RI di KEK Tanjung Lesung: Merah Putih Berkibar di Darat, Laut dan Udara
Meski sempat kesulitan mengembalikan geliat wisatawan di KEK Tanjung Lesung, Kunto menyebut secara perlahan para wisatawan baik asing maupun lokal mulai kembali mengunjungi lokasi yang disebut sebagai 10 Bali baru tersebut.
Hal itu disebut Kunto tak lepas dari peran pemerintah dan pelaku pariwisata yang secara konsisten terus membantu memulihkan kondisi Tanjung Lesung seperti semula.
"Dua sampai tiga bulan pasca tsunami itu volume pengunjung menurun drastis, boleh dibilang (turun) hampir 95 persen," beber Kunto.
"Tapi setelah itu kembali naik signifikan. Sebelum tsunami kita per bulan bisa menjaring 50 ribu pengunjung, sementara saat ini masih 35 ribuan," tambahnya.
Di samping itu, pihak BWJ menurut Kunto, juga mencoba melakukan rebranding alias membangun ulang citra Tanjung Lesung sebagai tempat pariwisata yang aman dan nyaman untuk dikunjungi.
"Salah satu yang kita lakukan adalah rebranding. Kami mengubah nama pantai, dari Beach Club menjadi Lalassa Tanjung Lesung New Beach Club," beber Kunto.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
Terkini
-
Tepuk Sakinah Lebih dari Sekadar Tren Viral, Apakah Wajib Bagi Calon Pengantin?
-
6 Rekomendasi Bedak Bayi Terbaik untuk Atasi Biang Keringat: Aman, Lembut dan Ampuh
-
Seblak: Jajanan Indonesia yang Mendapatkan Popularitas di Thailand
-
Kesempatan Emas, Beasiswa Penuh untuk Calon Guru dengan Standar Internasional
-
5 Sunscreen dengan Efek Tone Up untuk Usia 40-an, Wajah Bercahaya Tanpa Flek Hitam
-
Jelajahi Masa Depan Desain Rumah: Semua Solusi Interior dan Furnitur dalam Satu Pameran
-
Bongkar Penampakan Ijazah Gibran dengan Alumni MDIS Singapura, Apakah Sama?
-
Archipelago Black Box Battle ke-15: Chef dan F&B Service Jawa Timur dan Jawa Tengah Adu Kreativitas
-
Laut Indonesia Darurat! Komunitas ORCA Serukan Kolaborasi Global Selamatkan Masa Depan Maritim
-
New Balance 530 Ori Harganya Berapa? Begini Cara Membedakan yang Asli dan KW