Suara.com - Keren, Cokelat Ransiki Asli Papua Diproduksi dengan Prinsip Berkelanjutan
Mahkota Permata Tanah Papua membentang dari Kabupaten Tambrauw, Pegunungan Arfak, Manokwari Selatan hingga Teluk Bintuni. Area tersebut telah diusulkan masuk dalam Kawasan Strategis Provinsi (KSP) sebagai kawasan lindung yang tercantum dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Papua Barat.
Kawasan tersebut adalah rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna endemik, termasuk burung cendrawasih Vogelkop Superb. Burung ini ditemukan pada 2018. Keunikan mamalia kharismatik Ekidna (Zaglossus bruijnii) ini menyerupai hewan landak berparuh panjang yang bertelur dan kemudian menyusui anaknya (ovovivipar).
Professor Charlie D. Heatubun, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerab Provinsi Papua Barat menyampaikan, menusuri lebih jauh kawasan Manokwari, yang masuk dalam Mahkota Permata Tanah Papua, terdapat perkebunan seluas 1.600 hektar yang dikelola oleh Koperasi Petani Cokran "Eiber Suth" di Distrik Ransiki. Di sanalah perkebunan kakao tumbuh subur sehingga dapat diolah menjadi cokelat lezat, cokelat Ransiki 72 persen yang telah dipasarkan di Indonesia.
"Cokelat Ransiki menyampaikan cerita unik tentang kekayaan alam Indonesia, khususnya alam Papua Barat dengan keanekaragaman hayatinya," ujar Charlie D. Heatubun dalam peluncuran cokelat Ransiki 72 persen belum lama ini di Jakarta.
Ia menambahkan, bahwa kehadiran cokelat Ransiki 72 persen di pasar Indonesia bertujuan melindungi hutan, lahan gambut, dan ekosistem kunci di Papua Barat.
Sesuai dengan rencana pemerintah daerah, distrik Ransiki akan dikembangkan sebagai pusat pengembangan kakao berkelanjutan. Harapan ke depannya pengembangan kakao ini dapat menciptakan pendapatan ekonomi alternatif bagi masyarakat lokal, sembari melindungi kawasan berfungsi lindung. Pengembangan kakao berkelanjutan di Ransiki tidak terlepas dari posisinya sebagai bagian dari rangkaian ekosistem lanskap Mahkota Permata Tanah Papua.
"Cokelat Ransiki adalah bukti perubahan strategi dalam upaya mengembangkan komoditas unggulan daerah di Papua Barat melalui terobosan dan inovasi dalam membangun budaya kerja sama di antara para pihak yang terlibat. Identifikasi komoditas unggulan, temukan pasar dan permintaannya, perbaiki rantai pasok dan tingkatkan produktivitas adalah langkah-langkah yang diambil untuk menghasilkan produk colekat yang lezat," sambung Fitrian Ardiansyah, Ketua Pengurus Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (YIDH) di tempat yang sama.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Triawan Munaf menambahkan, kehadiran cokelat Ransiki 72 persen di pasaran Indonesia merupakan wujud kolaborasi nyata dari kemitraan Pemerintah Provinsi Papua Barat, Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan, Pipiltin Cocoa, Koperasi Petani Cokran "Eiber Suth" YIDH yang dapat berfokus pada kesejahteraan orang asli Papua apabila dikelola secara berkelanjutan dan dapat direplikasi secara luas.
Baca Juga: Ciptakan Produk Donat, Cokelat KitKat Gandeng Brand Krispy Kreme
"Gambar burung Vogelkop Superb Bird of Paradise pada bungkus cokelat ini menjadi kunci pesan bahwa kegiatan ekonomi dapat berjalan seimbang dengan upaya konservasi dan peningkatan kesejahteraan petani. Gerakan ekonomi kreatif tentang Indonesia semacam ini yang harus terus kita ciptakan dan sebarkan kepada dunia," tutur Triawan Munaf.
Kebijakan pembangunan daerah yang mengutamakan pelestarian sumber daya alam dan budaya serta komitmen mempertahankan dan melindungi minimal 70 persen tutupan hutan dan 50 persen laut dan terumbu karangnya menjadikan Papua Barat sebagai Provinsi Konservasi Pertama di dunia.
"Komoditas lokal unggulan daerah non-deforestasi menjadi tumpuan pengembangan ekonomi hijau di Papua Barat, termasuk tanaman kakao di Ransiki, Manokwari Selatan yang menghasilkan cokelat berkualitas premium," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
Terkini
-
6 Sunscreen SPF 30 yang Ideal untuk Usia 40 Tahun, Atasi Flek Hitam dan Garis Halus
-
5 Skincare Apotek untuk Mencerahkan Kulit, Glowing Tanpa Harus ke Klinik
-
3 Pilihan Moisturizer untuk Kulit Berminyak dan Berjerawat, Kandungan Lengkap Harga Murah
-
5 Shio yang Kurang Beruntung Selama November 2025, Begini Cara Menghadapinya
-
Rejuran S Bantu Wulan Guritno Atasi Bopeng, Terungkap dalam Insecurity Uncovered Zap Premiere
-
TikTok Shop by Tokopedia Dukung Brand Lokal Bersinar di Jakarta Fashion Week 2026
-
8 Fakta Perjalanan Cinta Deddy Corbuzier & Sabrina Chairunnisa: Nikah di Tanggal Cantik, Kini Cerai
-
5 Rekomendasi Tone Up Cream yang Harganya Affordable untuk Mencerahkan Kulit Wajah
-
5 Parfum dengan Wangi Horor, Cocok Dipakai saat Halloween
-
7 Arti Mimpi Dicakar Kucing Menurut Primbon, Tak Selalu Berarti Hal Buruk