Suara.com - Gebby Vesta baru-baru ini mengejutkan publik dengan mengaku bukan perempuan tulen. Ia adalah seorang transgender yang sudah melakukan operasi ganti kelamin sejak 6 tahun lalu.
Tak hanya itu, Gabby Vesta juga membongkar biaya operasi kelaminnya yang menghabiskan ratusan juta rupiah. Gebby Vesta mengaku menjalani operasi ganti kelamin di Thailand.
"Total untuk payudara Rp 8 juta. Kalau untuk operasi kelamin saya habis total Rp 140 jutaan kalau enggak salah, semua di Thailand," kata Gebby Vesta saat dihubungi Suara.com, Jumat (20/9/2019) lalu.
Alasan Gebby Vesta melakukan operasi kelamin di Thailand adalah karena dipercaya memiliki kualitas terbaik dengan harga terjangkau.
"Karena Thailand untuk operasi kelamin itu memang terbaik. Kayak beberapa transgender di Amerika, Eropa, kalau operasi kelamin pun pasti di sana. Karena jahitan bagus, harga murah," sambungnya.
Tetapi, apakah Anda mengetahui apa yang terjadi pada organ vital seorang transgender setelah melakukan operasi kelamin?
Melansir dari Research Gate, Fungsi seksual setelah operasi perggantian kelamin memang hal yang harus diperhatikan seorang transgender. Hal ini berkaitan dengan teknik bedah, kepuasaan operasi seksual dan kualitas hidup.
Sayangnya, masih sedikit perhatian dan penelitian tentang fungsi seksual seorang transgender setelah operasi ganti kelamin (SRS). Pada transeksual pria ke wanita, tingkat gangguan hasrat seksual hipoaktif (HSDD) serupa dengan yang ditemukan pada populasi wanita umum
Literatur paling substansial tentang fungsi seksual pada transseksual pasca operasi berkaitan dengan orgasme. Sebagian besar laporan menunjukkan tingkat fungsi orgasme sedang hingga tinggi pada transseksual pria ke wanita maupun sebaliknya.
Baca Juga: Gebby Vesta Sudah Operasi Ganti Kelamin, Apa yang Terjadi dan Risikonya?
Sementara itu, hasil dari penelitian Belanda terbaru tentang kepuasan seksual setelah perawatan penggantian kelamin menunjukkan bahwa mayoritas semua trans pria dan wanita pasca operasi puas dengan kehidupan seks mereka.
Meski begitu, operasi ganti kelamin juga bisa memengaruhi kualitas hidup baru orang tersebut. Karena itu, transgender tidak hanya membutuhkan terapi hormon pasca operasi ganti kelamin.
Mereka juga membutuhkan terapi psikolog sebelum dan sesudah menjalani prosedur penggantian kelamin, bahkan setelah ganti identitas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Kumpulan Prompt Gemini AI Edit Foto Bareng Pasangan, Obat Rindu untuk Pejuang LDR
-
Terpopuler: Gaji PMO Koperasi Merah Putih hingga Biaya Berobat di Mount Elizabeth
-
Hari Literasi Internasional: Gubernur Jakarta Ajak Anak-Anak Cinta Membaca Sejak Dini
-
Intip 13 Properti Eko Patrio di LHKPN yang Tembus Rp166 M, Pilih Ngontrak usai Rumah Dijarah
-
5 Artis Berobat di Mount Elizabeth Singapura, Ada yang Bayar Rp195 Juta per Malam!
-
Menteri Ekonomi Kreatif: Dukungan Swasta Vital untuk Industri Kreatif Indonesia Go Global!
-
8 Website Edit Foto AI Gratis Selain Gemini, Gak Perlu Repot-Repot Instal Aplikasi
-
Ramalan Zodiak Minggu Ini untuk Elemen Air: Cancer, Scorpio, dan Pisces
-
Apakah Ada Penebalan Bansos Tahap 3 2025? Ini Keputusan Resminya
-
5 Rekomendasi Sunscreen yang Tidak Luntur saat Berkeringat