Suara.com - Kehadiran teknologi tampaknya telah membuka banyak kesempatan yang tadinya tak terlihat oleh kita. Salah satunya kesempatan untuk berwirausaha. Hal ini didukung oleh tumbuhnya e-commerce dan platform komunikasi yang semakin lengkap dan canggih.
Bayangkan saja, hanya dengan berbekal smartphone, jutaan orang-orang kreatif di Indonesia saat ini berhasil merintis usahanya sendiri, salah satunya sebagai penjual online/pemilih toko online. Dan yang paling menakjubkan, kebanyakan mereka adalah pedagang kecil yang tak memiliki modal besar.
Dalam Buy and Send Insight, laporan mengenai perilaku penjual online di dalam industri e-commerce dan persepsi mereka terhadap industri logistik yang dikeluarkan oleh Paxel, didapat data bahwa 83% responden yang terdiri dari 535 responden ini mengaku bahwa mereka berjualan via internet tanpa memiliki toko fisik untuk berjualan. Survei yang dilakukan selama Januari sampai Juni 2019 ini menunjukkan bahwa sebanyak 14% responden yang kini berjualan secara eksklusif via toko online, mengaku pernah memiliki toko fisik namun sudah menutupnya. Hanya 17% responden yang menyatakan masih mempertahankan toko fisik yang dimilikinya.
Kenapa toko fisik nampaknya sudah tak relevan lagi untuk berjualan? Paxel sebagai startup logistik berbasis teknologi pertama asal Indonesia yang mampu menghadirkan layanan same day delivery antarkota antarprovinsi dengan ongkos kirim flat, menemukan bahwa mayoritas responden (66%) yang memiliki toko fisik mengaku pendapatan dari berjualan online sudah melebihi pendapatan dari toko fisik. Sementara 67% responden yang pernah punya toko fisik, mengaku beralih ke online secara eksklusif karena hasilnya jauh lebih menguntungkan.
Kemudahan yang dimiliki oleh bentuk jual-beli e-commerce telah memangkas keterbatasan jangkauan geografis antara penjual dan pembeli yang sebelumnya dimiliki proses jual-beli di toko fisik. Maka dari itu, dari sisi penjual, tumbuh kebutuhan untuk layanan yang dapat membantu mereka menjangkau pembeli potensial secara lebih luas lagi.
Nah, ternyata aplikasi media sosial seperti Whatsapp dan Instagram ditemukan lebih populer dibandingkan situs e-commerce/marketplace yang didesain untuk berjualan.
Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 84% penjual memilih Whatsapp sebagai platform untuk berjualan dan 81% memilih Instagram, yang keduanya bukan merupakan platform e-commerce. Baru di posisi ketiga, sebanyak 53% penjual memilih Shopee, situs e-commerce, sebagai platform untuk berjualan.
Hampir seluruh responden (87%) menggunakan lebih dari satu platform, umumnya mengkombinasikan media sosial dan situs e-commerce. Tapi, bagi para beginner seller atau penjual baru, media sosial tampaknya menjadi pilihan utama bagi mereka untuk mulai berjualan. Hal ini didukung temuan yang menyebut sebanyak 44% dari responden yang berjualan secara eksklusif di media sosial adalah beginner seller.
Alasan media sosial menjadi pfavorit para beginner seller adalah karena penjual dapat secara langsung berinteraksi dengan pembeli, memasarkan produk secara langsung dan proaktif, serta cenderung lebih mudah untuk digunakan, terutama bila dibandingkan dengan situs e-commerce.
Baca Juga: Jualan Online Susah Laku? Coba 5 Trik Jitu Ini
Penggunaan media sosial sebagai salah satu platform berjualan(baik pemasaran ataupun transaksi), memperkuat pandangan bahwa dalam jual-beli e-commerce penjual memerlukan layanan jasa yang memudahkan upaya untuk memperluas jaringan dan menjangkau pembeli secara proaktif.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
Butuh Sunscreen untuk Atasi Kulit Kusam? Ini 6 Rekomendasi yang Ampuh dan Murah
-
Sebelum Jadi Suami Tasya Farasya, Ahmad Assegaf Kerja Apa?
-
Jadi Pengacara Tasya Farasya, Berapa Tarif Riphat Senikentara?
-
Dijuluki Raja Badai Asia, Apa Dampak Topan Ragasa Hong Kong ke Indonesia?
-
Keracunan Makanan Obatnya Apa? Ini Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan
-
7 Rekomendasi Sepatu Lari yang Badak, Tahan Lama di Berbagai Medan
-
Menyusuri Jejak Rasa Kuliner Tradisional di Pasar Kangen Jogja 2025
-
Apa Itu Bintang Jasa Utama? Penghargaan dari Presiden Prabowo untuk Bill Gates
-
10 Sepatu Lari Lokal Terbaik 2025: Ringan, Nyaman Dipakai, dan Tahan Banting
-
Siapa Suami Nadya Almira? Eks Artis FTV Hijrah, Kasus 13 Tahun Lalu Kembali Disorot