Suara.com - Baru-baru ini, seorang politisi Italia bernama Mara Carfagna menjadi perbincangan hangat publik. Profil tentang dirinya pun disorot kembali.
Dilansir dari laman The Times, Mara disebut sebagai menteri tercantik di dunia. Ia pernah menjadi menteri kesetaraan Italia.
Sebelum terjun di dunia politik, ternyata Mara pernah menjadi model. Bahkan, ia pernah berpose topless untuk sebuah majalah.
Namanya kembali melambung karena memperingatkan Perdana Menteri Silvio Berlusconi untuk mengontrol partainya, Forza Italia. Hal tersebut dilatarbelakangi keputusan Berlusconi untuk bersatu dengan Matteo Salvini.
Diketahui bahwa Matteo Slvini adalah ketua partai anti migran. Mereka dianggap Mara telah menghasut kebencian dan menunjukkan sikap tidak toleran.
Padahal, Mara sendiri pernah ditunjuk sebagai menteri kesetaraan di bawah kepemimpinan Berlusconi selama 2008-2011.
Mempunyai wajah yang cantik, tak heran jika wanita 47 tahun ini begitu mencuri perhatian. Bahkan, majalah Maxim pernah menyebutnya sebagai politisi tercantik di dunia.
Mara juga pernah mengikuti ajang kecantikan Miss Italy pada 1997 lalu. Pada masa itu, Mara menempati urutan ke enam.
Sepertinya, keikutsertaannya dalam ajang Miss Italy sedikit banyak membantu Mara menjadi figur publik seperti sekarang.
Baca Juga: Punya Satu Kaki, Model Cantik Ini jadi Bahan Olok-Olok Warganet
"Kompetisi itu membuatmu menjadi seorang wanita, membuatmu dewasa, keinginan untuk menang, itu membuatmu mengerti siapa kamu sebenarnya," ungkap Mara.
Setelah kompetisi tersebut, Mara mulai bekerja di televisi dan sempat menjadi pembawa acara. Di sisi lain, ia juga terjun di dunia model.
Wanita yang mempunyai nama asli Maria Rosia Carfagna ini diketahui mulai terjun di dunia politik pada tahun 2004. Saat itu, ia bertugas dalam bidang pergerakan wanita untuk partai Forza Italia.
Kemudian pada 2006, ia terpilih masuk ke parlemen. Dalam dunia politik, Mara dikenal sebagai antifeminis yang juga menentang pernikahan sesama jenis.
Ia pun sering berpartisipasi dalam konferensi internasional, bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB, hingga membuat konferensi internasional yang melawan kekerasan terhadap wanita.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Terkini
-
7 Outfit Lari Wanita di Musim Hujan, Cepat Kering dari Kepala sampai Kaki
-
25 Contoh Catatan Wali Kelas Semester Ganjil untuk Rapor Siswa SMP yang Penuh Makna
-
Konsumsi Kopi Berlebih Bisa Berdampak pada Kesehatan Tulang Lansia
-
Terpopuler: Isi Amplop Ijazah Jokowi Terkuak, Firasat Shio Ular Terbukti!
-
6 Sunscreen Anti-Aging yang Cocok untuk Wanita Usia 40an, Hempaskan Kerutan
-
Dari Bisnis ke Pemberdayaan: Kisah Lian Tje Mendorong Perempuan Berani Melangkah Lebih Jauh
-
Kepedulian Lingkungan Berubah Jadi Gaya Hidup, Pasar Karbon Mulai Jadi Perbincangan
-
Apakah Tabir Surya yang Diperkaya Memang Efektif Melawan Sinar UV?
-
Tak Perlu Perawatan Mahal! Ini 9 Rahasia Awet Muda yang Bisa Dilakukan Hari Ini
-
Apa Beda Deodorant dan Antiperspiran? Ini 7 Produk Ampuh Kontrol Keringat dan Bau Badan