Suara.com - Efek Virus Corona Covid-19, AirBNB Blok Pemesanan di Beijing dan Sekitarnya
Wabah virus Corona Covid-19 yang merajalela di China tak hanya mengganggu sektor ekonomi, namun juga pariwisata. Dengan ditutupnya penerbangan ke China, jumlah wisatawan pun mengalami penurunan.
Ditambah, laporan terbaru menyebut korban meninggal akibat virus Corona Covid-19 sudah menyentuh angka 1.113. Hal ini pada akhirnya membuat sejumlah layanan pariwisata, termasuk pemesanan hotel, melakukan blokade dan penangguhan pemesanan.
AirBNB sebagai salah satu penyedia penyewaan rumah dan kamar secara online, bahkan memperpanjang masa penangguhan pemesanan untuk kota Beijing dan sekitarnya hingga 30 April 2020, dari yang sebelumnya 29 Februari 2020.
"Selain Beijing dan sekitarnya, penangguhan pemesanan kamar juga berlaku di Wuci dan Chongqing, bagian dari distrik Yongchuan," ujar perwakilan AirBNB dalam keterangannya, dilansir Reuters.
Sebelumnya diberitakan, Jumlah kematian akibat epidemi virus corona baru terus melonjak menjadi 1.110 nasional, hingga hari Rabu (12/2/2020) di seluruh China. Data itu setelah otoritas kesehatan di Provinsi Hubei melaporkan 94 kematian baru.
Dilansir dari Channel News Asia, dalam laporan hariannya, komisi kesehatan di Hubei juga mengkonfirmasi ada 1.638 kasus baru di daerah provinsi tempat wabah virus corona itu muncul pada bulan Desember 2019 lalu.
Dari data itu, hingga kini, ada lebih dari 44.200 kasus yang dikonfirmasi di seluruh China, berdasarkan angka yang dikeluarkan sebelumnya dari pemerintah.
umlah sebaran kasus inveksi baru yang tercatat 1.068 kasus hingga Selasa, terpantau turun dari puncaknya yang mencapai 3.000 kasus baru pada 4 Februari. Jumlah terkini itu disebut sebagai data terendah infeksi baru sejak 1.347 yang dilaporkan pada 31 Januari.
Baca Juga: Virus Corona Hantam Sektor Pariwisata, Diskon Tiket Pesawat Jurus Terakhir
Oleh WHO, virus corona baru itu secara resmi diberi nama "COVID-19" pada sebuah konferensi di Jenewa.
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, bahwa meskipun 99 persen kasus berada di China, namun memiliki ancaman yang sangat besar bagi seluruh dunia. Dia mendesak negara-negara untuk berbagi data untuk meneliti lebih lanjut penyakit ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Cara Membuat Masker Beras agar Wajah Glowing, Mudah dan Murah Meriah
-
Korean Thanksgiving? Ada Chuseok Fair Unik di Sini, Makan Enak Sambil Beramal!
-
WITF 2025: Indonesia Unjuk Gigi Pariwisata Berkelanjutan di Mata Dunia
-
Terpopuler: Ramalan Shio Paling Hoki, Tepuk Sakinah Diyakini Tekan Angka Perceraian
-
Cara Buat Akun SIAPKerja untuk Magang Nasional 2025, Simak Syarat dan Ketentuannya
-
Satu Kain, Sejuta Kisah: Intip Perayaan Hari Batik Nasional di Thamrin City!
-
3 Rekomendasi Krim Malam Wardah untuk Hilangkan Flek Hitam, Bangun Tidur Auto Glowing
-
Kronologi Ashanty Dilaporkan Atas Dugaan Perampasan Aset: Berawal dari Aduan Eks Karyawan
-
Salah Pilih Sepatu, Lari Jadi Gak Enak? Ini Beda Nike dan Adidas yang Wajib Dipahami
-
5 Rekomendasi Toner untuk Menghilangkan Flek Hitam, Mulai Rp30 Ribuan