Suara.com - Dari sekian banyak dampak wabah virus corona Covid-19 yang terjadi, ada satu fakta lain yang tak terduga yaitu meningkatnya angka cerai di China.
Dilansir Suara.com dari Business Insider, Kota Xi'an di China menjadi pencetak rekor dengan mencatat angka permohonan perceraian paling tinggi selama beberapa minggu terakhir.
Menurut otoritas kesehatan di sana, angka permohonan perceraian yang tinggi kemungkinan besar disebabkan oleh dua faktor.
Pertama, perkantoran termasuk kantor pemerintahan terpaksa tutup selama sebulan lebih akibat wabah corona. Jadi sangat mungkin banyak pasangan yang terpaksa menunda mengirim gugatan cerai akibat alasan tersebut dan gugatan baru masuk saat kantor kembali buka.
Kedua, akibat kebijakan karantina, banyak pasangan yang terpaksa menghabiskan waktu bersama-sama dalam waktu yang lama, yang pada akhirnya, membuat pasangan semakin yakin bahwa mereka tak cocok dan memutuskan berpisah.
"Gara-gara epidemi, banyak pasangan yang bersama di rumah selama sebulan penuh, yang pada akhirnya memicu konflik," kata seorang petugas publik dengan nama keluarga Wang berbicara kepada Global Times.
Petugas publik lainnya mengatakan banyak pasangan yang memasukkan gugatan cerai, lalu menyesal melakukannya. Di kota Xi'an sendiri dikatakan bahwa proses cerai bisa sangat singkat dan selesai dalam waktu 30 sampai 40 menit saja. "Banyak yang memutuskan untuk menikah ulang," tulis Business Insider.
Lalu, apakah ada alasan mengapa menghabiskan waktu bersama malah membuat pasangan lebih rentan bercerai?
Menurut studi yang dilakukan pada 2018 dikatakan bahwa pasangan yang tinggal bersama sebelum menikah memiliki angka perceraian yang lebih rendah tapi akan lebih tinggi pada lima tahun setelah pernikahan.
Baca Juga: Uya Kuya: Nggak Usah Desak-desak Lockdown!
Sementara pada penelitian lainnya dikatakan bahwa hidup bersama sebelum menikah dapat mengurangi risiko perceraian ketika diresmikan tali pernikahan, penelitian lainnya bilang tak ada pengaruhnya sama sekali.
Tapi menurut psikolog Rob Pascale dan Lou Primavera, keseimbangan adalah kunci. "Gabungan menghabiskan waktu dengan kerabat dan keluarga, menghabiskan waktu bersama sebagai pasangan, dan menyediakan waktu masing-masing untuk pasangan adalah apa yang akan mempertahankan pernikahan," tulis keduanya dalam buku Making Marriage Work.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
7 Bedak untuk Menutupi Flek Hitam: Wajah Mulus Seketika, Modal Mulai Rp75 Ribuan Saja
-
7 Sunscreen yang Cocok untuk Anak 10 Tahun, Tekstur Ringan dan Aman
-
Siapa Orang Tua Wahyudin Moridu? Anaknya Jadi Sopir Truk usai Dipecat dari DPRD
-
Siapa Glory Lamria? Diaspora Muda yang Dituding Terima Fasilitas Mewah Saat Sambut Prabowo di AS
-
5 Produk Anti Aging Wardah untuk Usia 40-an, Wajah Kencang Garis Halus Berkurang
-
Siapa yang Tanggung Jawab Program MBG? Ini Daftar Pengurus dan Pejabatnya
-
Gaji PPPK Paruh Waktu Stagnan atau Bisa Naik?
-
Lulusan MDIS Singapura, Ini Alasan Ijazah Gibran Diterbitkan Kampus dari Inggris
-
Cara Mudah Cek Ijazah Asli atau Palsu Secara Online, Apa Saja yang Dibutuhkan?
-
Fahmi Bo Kerja Apa? Kondisi Kesehatannya Makin Memprihatinkan