Suara.com - Banyak produk susu sapi mengiklankan bagaimana produknya merupakan nutrisi tambahan sempurna bagi tumbuh kembang anak.
Padahal menurut pakar nutrisi, Dokter Tan Shot Yet, tidak ada produk makanan dan minuman sempurna bagi manusia. Tapi yang ada adalah apa yang paling dibutuhkan manusia yaitu makanan seimbang.
Berbicara dalam siaran langsung melalui media sosial Kios Ojo Keos, Senin (30/3/2020), Tan menjelaskan tentang orang-orang yang memiliki masalah lactose intolerant atai intoleransi laktosa.
Lactose intolerant sendiri merupakan kondisi tubuh di mana sistem pencernaan seseorang tidak bisa mencerna lactosa atau susu.
Selain masalah bagaimana ada kelompok yang tidak bisa mencerna susu, Tan juga menyoroti bagaimana produk susu kemasan yang banyak dijual di pasaran tidak ada yang benar-benar murni.
Kalau pun minum susu murni, kata Tan, tetap mengandung risiko besar bagi tubuh manusia. "Karena kalau susu murni maka kamu punya banyak sekali risiko. Pertama terkontaminasi, kedua gampang basi. Kalau gak mau cepet basi dikasi UHT, itu juga banyak masalahnya," tutur Tan.
Menurut Tan, produk susu kemasan termasuk dalam produk ultra prosessed food atau makanan olahan yang mengalami proses panjang hingga menjadi olahan pangan baru.
Bahkan sebelum mengalami proses olahan, sapi sebagai sumber susu juga sudah mengalami manipulasi. Tan menjelaskan, ibu sapi sebenarnya hanya mampu memproduksi susu untuk menyusui anaknya.
Namun karena tuntutan produk sapi kemasan, maka sapi akan dipacu untuk mengalami peningkatan hormon. "Jadi peningkatan hormon di peternakan dianggap biasa," kata Tan.
Baca Juga: Dokter China Sebut 10 Persen Pasien Covid-19 yang Sembuh Kembali Positif
Bukan hanya itu, ambing (payudara) sapi yang terus menerus diperas menggunakan alat juga bisa mengalami pembengkakkan.
"Untuk menghindari itu, maka sapi dikasih antibiotik. Residu antibiotik itu ada diseluruh produk sapi. Dan tidak bisa hilang meski pun sudah ultra prosessed," paparnya.
Belum lagi, kandungan kalsium yang sering digadang-gadang pada susu kemasan dinilai tidak berpengaruh besar untuk kesehatan tulang. Tan menyampaikan bahwa yang dibutuhkan tulang bukan hanya kalsium.
"Tulang kita kuat bukan karena kalsium doang, ada zink, seng, fosfor, ada D3. Gak mungkin susu punya itu semua," katanya.
Karena itu dibutuhkan kecukupan makanan seimbang yang mengandung nutrisi bukan hanya mengandalkan satu produk makanan, misalnya, susu sapi. Sekarang, apakah kamu hanya akan mengandalkan susu sebagai nutrisimu?
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Kenali Ciri-Ciri Adidas Samba KW, Jangan Tergiur Harga Bersahabat!
-
Keajaiban Musim Gugur Colorado: Petualangan Kereta Api yang Memukau Hati!
-
Decluttering Mission 2025, Astra Motor Yogyakarta Ajak Anak SMK 'Beresin' Lemari Jadi Cuan
-
Inovasi Dunia Skincare: Tren Riasan dan Fokus pada Perawatan Pria
-
8 Cara Jitu Bedakan Sepatu Vans Asli dan KW, Jangan Sampai Ketipu!
-
Zulhas Sebut Udang Terpapar Radioaktif Masih Aman Dikonsumsi, Padahal Ini Bahayanya...
-
Onitsuka Tiger Made in Indonesia Apakah Ori? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Tepuk Sakinah Wajib atau Tidak? Simak Penjelasan Pihak KUA
-
Apa Itu Cesium-137? Zat Radioaktif yang Ditemukan di Udang Cikande
-
Intip Jumlah Kekayaan Dedi Mulyadi, Dapat Peringatan dari Prabowo saat Akad Massal KPR