Suara.com - Kumpulan candaan bapak-bapak yang seringkali garing dan menghibur memnuhi timeline media sosial dalam beberapa waktu belakangan.
Salah satu sumber dari candaang bapak-bapak ini berasal dari grup Facebook Bapak-Bapak: Bagian Pengantar. Di dalam grup ini yang berisi 60 ribuaan anggota ini, mereka membagikan candaan bapak-bapak yang tidak lucu tapi terkadang membuat terpingkal.
Menariknya, candaan bapak-bapak memiliki pola yang serupa. Lantas, apa sih penyebab candaan bapak-bapak itu sering tidak lucu tapi membuat terpingkal?
Dilansir dari Fatherly, kegemaran untuk menceritakan candaan bapak-bapak yang dibumbui dengan permainan kata-kata buruk mungkin hanya merupakan gejala orang tua.
Tetapi penelitian menunjukkan bahwa itu mungkin juga menandakan segalanya, mulai dari kecerdasan hingga kerusakan otak. Jika ada satu denominator umum di antara candaan bapak-bapak, selain kemampuan mereka untuk membuat pembacanya bingung, itu juga karena permainan kata-kata.
Para peneliti setuju bahwa ada ilmu untuk mengapa permainan kata-kata, bekerja. Ahli lain berpendapat bahwa permainan kata pun membantu orang berkomunikasi lebih ekonomis dan efektif.
"Untuk sebagian besar sejarah Barat, permainan kata-kata adalah tanda kecerdasan tinggi," John Pollack, penulis The Pun Also Rises, mengatakan kepada The Atlantic.
"Mereka adalah alat, dan mereka tetap alat, untuk mengemas lebih banyak makna menjadi lebih sedikit kata."
Dalam sebuah studi 2016, para peneliti mengikuti dua pasien dengan Witzelsucht, penyakit neuropsikiatrik yang memaksa orang untuk membuat permainan kata-kata.
Baca Juga: Bikin Ngakak dan Ngilu, Ini Deretan Atraksi Warga saat Bersepeda
Salah satu subjek melaporkan bahwa penyakit itu merusak pernikahannya karena dia tidak bisa berhenti menceritakan lelucon yang layak kepada istrinya di tengah malam.
Walaupun mungkin tampak seperti orang bodoh yang tidak menggunakan otak mereka sama sekali, sebenarnya dibutuhkan belahan otak kanan dan kiri untuk menceritakan lelucon, penelitian menunjukkan.
Sisi kiri, atau belahan linguistik, memproses bahasa dasar dari permainan kata-kata, dan kemudian sisi kanan menimpalinya tepat setelah mengungkapkan kejutan makna ganda dari sebuah lelucon.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Parfum Gak Sekadar Wangi: Ini Cara Anak Muda Ekspresikan Diri Lewat Aroma
-
Bangkitkan Semangat Kerja dengan Aroma Kopi: 5 Parfum Menyegarkan untuk Kantor
-
Pertanda Baik atau Buruk? Ini Macam-Macam Arti Mimpi Resign dari Kerjaan
-
5 Rekomendasi Parfum Pria Tahan Lama untuk Nge-Gym: Tetap Segar Sepanjang Sesi!
-
Kenapa Sepatu Baru Tidak Dianjurkan untuk Lomba Lari? Ini Penjelasan Dokter
-
Mengenal Apa Itu Femisida, Istilah yang Ramai Dibahas di Tengah Kasus Mutilasi Pacet
-
Sherly Tjoanda Partai Apa? Gubernur Berharta Rp709 M Viral Ogah 'Jualan Jabatan dan Proyek'
-
Dilarang Lomba Lari Pakai Sepatu Baru, Ini Penjelasan Dokter!
-
Cari Bedak Padat yang Makin Berkeringat Makin Glowing? Ini 7 Pilihan Terbaik Mulai Rp20 Ribuan
-
Nilainya Tembus Rp20 Juta per Bulan, Apa Fungsi Tunjangan Komunikasi DPR?