Suara.com - Dampak pandemi Covid-19 terhadap industri fesyen telah memaksa beberapa brand pakaian untuk menutup gerai mereka di seluruh dunia. Setelah ZARA, kali ini giliran H&M yang mengumumkan penutupan toko mereka.
Melansir laman Business Insider, perusahaan retailer pakaian H&M mengumumkan hal tersebut pada Jumat (26/7/2020) kemarin.
Awalnya, brand asal Swedia ini hanya akan menutup 130 gerai di seluruh dunia. Namun, H&M akhirnya memutuskan untuk menutup 170 toko setelah melaporkan penurunan penjualan sebanyak 50% di kuartal kedua 2020.
Sementara untuk periode Desember 2019 hingga 31 Mei 2020 lalu, H&M sudah mengalami penurunan penjualan sebanyak 24%.
Menanggapi dampak pandemi virus corona ini, H&M pun berniat untuk menutup gerai mereka lebih cepat dan ganti berfokus pada bisnis online.
Pasalnya, penjualan online H&M dikabarkan mengalami kenaikan sebesar 32% di periode Maret hingga Mei 2020.
Selain menutup 170 gerai, H&M juga akan mengurangi jumlah gerai baru yang akan dibuka.
Hal ini dilakukan karena pandemi Covid-19 diperkirakan akan memiliki dampak jangka panjang terhadap perilaku konsumen.
"Sudah jelas bahwa perubahan dalam perilaku konsumen karena pandemi akan mempercepat digitalisasi retail fesyen," ungkap CEO H&M, Helene Helmersson.
Baca Juga: Gegara Covid-19, Pedangdut Reza Zakarya Rugi Hampir Rp 4 Miliar
"Untuk menanggapinya, kami terus mencoba untuk beradaptasi dan mengubah cara kerja kami, yang akan membuat kami lebih fleksibel, cepat, dan efisien."
H&M bukanlah satu-satunya brand yang memutuskan untuk menutup gerai mereka di seluruh dunia akibat pandemi ini.
Sebelumnya, perusahaan Inditex yang memiliki brand ZARA dan Massimo Dutti telah memutuskan untuk menutup 1.000 - 1.200 gerai di dunia.
Di sisi lain, pakar juga mengungkapkan bahwa pandemi ini akan membuat banyak orang lebih terbiasa dengan belanja online.
"Penjualan online akan terus meningkat dibandingkan sebelumnya dan ini adalah sesuatu yang harus diperhatian setiap brand," ungkap manajer Global Data Retail, Neil Saunders.
"Retailer yang tidak beradaptasi dan memiliki terlalu banyak toko akan kalah karena hal tersebut tidak lagi relevan."
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
5 Sunscreen Tahan Air dan Keringat untuk Pelari agar Kulit Tidak Belang
-
7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
-
5 Rekomendasi Lip Tint dengan Bahan Pencerah, Cocok untuk Bibir Gelap
-
Apakah PNS Bisa Resign? Simak Aturan dan Syarat Lengkapnya
-
Latihan Bareng Komunitas, Cara Seru Pelari Siapkan Diri Jelang Ajang Lari 2026
-
Mengenal Apa Itu Preloved dan Perbedaannya dengan Barang Second Hand
-
Perjalanan Cinta Byun Yo Han dan Tiffany Young SNSD: Cinlok hingga Rencana Menikah
-
6 Rekomendasi Hair Tonic Anti Rambut Rontok untuk Usia 40 ke Atas
-
5 Rekomendasi Sepatu Lokal Alternatif On Cloud, Mulai Rp 300 Ribuan
-
5 Rekomendasi Tumbler yang Keren Dibawa Nongkrong, Tahan Panas dan Dingin